ADEN (voa-islam.com) - Wakil Presiden Yaman, Khaled Bahah mengumumkan melalui media online bahwa kota Aden telah dibebaskan seluruhnya dari tangan pemberontak Syiah dan pasukan Ali Abdullah Saleh yang mendapat dukungan Iran, sesudah berlangsungnya perang yang begitu dahsyat, Jum'at, 17/7/2015..
"Pemerintah mengumumkan pembebasan provinsi Aden pada hari pertama Idul Fitri yang jatuh pada 17 Juli," kata Bahah pada halaman Facebook-nya, yang menandai akhir Ramadhan.
"Kami akan bekerja memulihkan kehidupan di Aden dan semua kota akan dibebaskan, memulihkan air dan listrik," katanya. Sementara itu, Presiden Yaman Abdrabbo Mansour Hadi mengucapkan selamat rakyat Yaman yang berahasil mencapai "kemenangan" di Aden dalam pidato televisi pada malam Kamis malam menjelang Idul Fitri.
"Idul Fitri berlangsung dan banyak keluarga kehilangan orang yang mereka cintai, apakah mereka menjadi syuhada , hilang atau menganungsi, karena hewan itu [milisi Houthi] dan Ali Abdullah Saleh yang melakukan balas dendam terhadap orang-orang yang berdiri melawan mereka," kata Hadi, dan pemerintah Yaman "menyadari penderitaan rakyat" dan berusaha keras meringankan penderitaan mereka, tambahnya..
Dengan dukungan pasukan Arab Saudi, pejuang berbagai kekautan, dan pasukan Yaman berhasil membebaskan Aden dari milisi Houthi dari dua kawasan penting di kota pelabuhan selatan Aden, sesudah berlangsung pertempuran di jalan-jalan, Kamis.
Penduduk mengatakan kendaraan lapis baja dan pasukan telah dikerahkan di lingkungan dari Mualla, di mana pertempuran telah berlangsung pertempuran yang sangat dahsyat sebagai bagian dari serangan untuk mendapatkan kembali kontrol dari kota pelabuhan dari pemberontak Syiah dan pasukan sekutu Ali Abdullah Saleh.
"Hari ini kita bebas," kata Aseel Mohsen, warga Mualla melalui telepon, sebagai kegembiraan mereka melepaskan tembakan di kota pelabuhan Aden. Dia mengatakan menghabiskan beberapa hari terakhir, dan sebagian besar bersembunyi dengan 30 orang lain di ruang bawah tanah gedung apartemen mereka di mana mereka berlindung dari pertempuran yang hebat..
"Kami sekarang bisa turun dan mempersiapkan dan berbelanja untuk Idul Fitri," kata Mohsen, mengacu pada pesta yang mengikuti bulan suci Islam Ramadhan, yang berakhir hari Kamis di sebagian besar dunia Muslim.
Pertempuran sengit di Aden pecah pada Maret sebagai langkah dari pemberontak Syiah yang didukung Iran- yang berusaha mengkeram seluruh Yaman, termasuk ibukota Yaman Sanaa, yang berhasil mereka kuasai bulan September. Para pemberontak Syiah bersekutu dengan beberapa unit militer yang setia kepada Yaman mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Serangan, dikoordinasikan dengan pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi, merupakan pukulan serius bagi pemberontak Syiah, yang telah menguasai beberapa provinsi di Yaman, dan mendorong Presiden Yaman u yang diakui secara internasional ke pengasingan. Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi telah tinggal di Arab Saudi sejak Maret. Para pemberontak, dan pasukan sekutu, tapi tetap mengendalikan ibukota Sanaa dan provinsi lainnya.
Hadi, dalam pidato yang direkam ditayangkan di TV, mengucapkan selamat kepada pasukan dan pejuang untuk mendapatkan kembali kontrol dari bagian Aden.
"Aden akan menjadi kunci untuk keselamatan bagi orang-orang kami dan menjadi modal membebaskan seluruh Yaman, termasuk ibukota Sanaa," kata Hadi. "Dari Aden, kita akan membebaskan seluruh Yaman dari Aden, tambahnya.
Pejabat pemerintah mengatakan pasukan Yaman yang didukung Arab Saudi terlatih menguasai daerah Kawah, pusat komersial di Aden, dan terdapat istana presiden, dan tetangga Mualla.
Dia mengatakan kendaraan lapis baja yang berkeliaran di jalan-jalan lingkungan daerah yang sangat strategis memastikan daerah iatu telah dibersihkan dari pemberontak Syiah dan sepenuhnya dikuasai dan dibawah kontrol pasukan pemerintah. (dita/aby/voa-islam.com)