IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Suriah termasuk Jabhat Al-Nusrah meningkatkan serangan mereka terhadap beberapa daerah terakhir yang dikuasai oleh rezim pemerintah Nushayriah Assad di provinsi barat laut Idlib hari Senin (10/8/2015), menembakkan sekitar 1.000 roket, bom mortir dan proyektil buatan sendiri di dua kota berpenduduk mayoritas Syi'ah yang mereka kepung, kelompok aktivis pro-oposisi mengatakan.
Media yang berafiliasi dengan oposisi menyiarkan gambar dari sebuah ledakan besar yang menargetkan pasukan pemerintah di desa Al-Foua.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris melaporkan pertempuran sengit antara pejuang oposisi termasuk Jabhat Al-Nusrah, dan pasukan pro-pemerintah yang katanya dipimpin oleh militan Syi'ah Hizbullat Libanon.
TV Negara Suriah mengatakan pasukan pro-pemerintah "melanjutkan perlawanan mereka" untuk serangan terhadap Al-Foua dan dekat Kefraya, yang keduanya memiliki populasi Syiah. Observatorium itu mengatakan delapan orang tewas akibat tembakan atas Al-Foua dan Kefraya yang dimulai pada Ahad malam.
Aliansi beberapa brigade pejuang Islam Suriah, yang dikenal sebagai Jaisyul Fath, memulai serangan terhadap desa-desa Idlib pada 15 Juli, mengatakan itu sebagai pembalasan atas serangan rezim di Zabadani, benteng terakhir yang dikuasai mujahidin di sepanjang perbatasan Suriah dengan Libanon.
Mereka mengatakan serangan itu akan "memberi Anda rasa di utara sebagaimana aa yang dirasakan orang-orang kami di Zabadani."
Koalisi Jaisyul Fath juga melakukan tekanan serangan terpisah di Sahl al-Ghab, dataran pertanian yang sangat penting dan strategis untuk Assad karena kedekatannya dengan kota Hama dan pegunungan pesisir Latakia yang merupakan rumah bagi sekte Alawit.
Rami Abdel-Rahman, yang menjalankan Observatorium, mengatakan Jaisyul Fath sekarang menguasai sekitar setengah dari Sahl Al-Ghab. (st/tds)