PALESTINA (voa-islam.com) - Salah satu Khatib Masjid Al-Aqsha, Syaikh Yusuf Abu Isninah menyerukan agar umat semakin berpegang kepada tali agama Allah sekaligus menghapus perselisihan maupun perpecahan di internal kaum Muslimin.
Merekatkan ukhuwah dan memegang teguh Islam menurut ulama yang dikenal vokal menyuarakan kebenaran ini menjadi syarat wajib untuk perjuangan mengakhiri blokade Gaza serta pembebasan Baitul Maqdis.
Syaikh Abu Isninah di dalam khutbah Jumatnya mengapresiasi kegigihahan para tawanan Palestina di penjara-penjara Israel, sekalipun para tawanan diperlakukan tidak manusiawi dan brutal oleh penjajah Israel, para tawanan tersebut tetap bertahan pada prinsip-prinsip perjuangan pembebasan Palestina. Syaikh Abu Isninah juga menuntut supaya para tawanan Palestina segera dibebaskan oleh pemerintahan teroris Israel.
Kemanakah para pemimpin hari ini? Sementara para aktivis Palestina dibunuh, tanah-tanah kaum muslimin disita dan masjid-masjid dibakar,” ujar Syaikh Abu Isninah
Tidak hanya itu, Imam Masjid Al-Aqsha ini juga mengemukakan kritiknya terhadap para pemimpin negeri-negeri Islam yang diam saja atau kurang melakukan pembelaan terhadap tempat suci Masjid Al-Aqsha atau Bait Al-Maqdis. MasjidAl-Aqsha beberapa waktu belakangan ini terus dinodai dan dinistakan teroris Israel, baik oleh polisi, tentara dan warga Israel sendiri yang kerap kali berlaku sewenang-wenang di masjid suci tersebut.
“Kemanakah para pemimpin hari ini? Sementara para aktivis Palestina dibunuh, tanah-tanah kaum muslimin disita dan masjid-masjid dibakar,” ujar Syaikh Abu Isninah.
Dalam khutbah Jumatnya, ulama Palestina kharismatik ini menyebutkan peristiwa demi peristiwa yang memilukan di segenap dunia Arab dan Islam. Syaikh Abu Isninah menyerukan agar menghentikan perselisihan dan pertikaian antar sesama Muslim. Juga tidak ketinggalan, menyerukan pula bersabar sebagai salah satu dari harta karun surga. Hal itu mengingat kemalangan demi kemalangan yang terjadi pada umat Islam.
Sayangnya, khutbah dan shalat Jumat yang bermakna tersebut, Jumat kemarin (21/8), di MasjidA l-Aqsha hanya diikuti sekitar 300 warga Palestina saja. Para jamaah Jumat mayoritas melintas melalui Bet Hanun. Para jamaah Jumat mayoritas berusia 50 tahun ke atas, yang tidak lain adalah kebijakan pemerintah Israel agar yang shalat di Al-Aqsha hanya mereka yang sudah tua saja.
Itu pun para jamaah Palestina bisa ikut khutbah dan shalat setelah mendapat izin serta kordinasi dari badan PBB yang lebih memihak penjajah Israel. [ilham/infopalestina/sharia/voa-islam.com]