View Full Version
Selasa, 13 Oct 2015

Pemimpin Jabhat Al-Nusrah Al-Jaulani Serukan Mujahidin di Kaukasus Serang Rusia Sebagai Pembalasan

SURIAH (voa-islam.com) - Pemimpin cabang Al-Qaidah di Suriah telah meminta para mujahidin di Kaukasus untuk menyerang warga sipil dan tentara Rusia sebagai pembalasan atas serangan udara Moskow di Suriah yang juga menargetkan warga Sipil negara itu.

"Jika tentara Rusia membunuh rakyat Suriah, maka bunuhlah orang-orang mereka. Dan jika mereka membunuh tentara kami, maka bunuhlah tentara-tentara mereka. Mata diganti mata," Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani, pemimpin Jabhat Al-Nusrah, mengatakan dalam sebuah rekaman audio yang dirilis hari Senin (12/10/2015) seperti dilansir kantor berita Reuters.

Dia juga mendesak pejuang oposisi untuk meningkat serangan terhadap benteng sekte minoritas Alawite Presiden Bashar Assad untuk membalas apa yang dia katakan adalah pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap para Muslim Sunni dengan invasi Rusia.

Pesan audio tersebut, diposting di YouTube, mengatakan intervensi militer Rusia sejak pekan lalu bertujuan menyelamatkan pemerintahan Assad dari kehancuran tetapi ditakdirkan untuk gagal, sebagaimana sebelumnya telah mendapat dukungan militer Syi'ah Iran dan Syi'ah Hizbullat.

"Tidak ada pilihan selain meningkatkan pertempuran dan untuk menargetkan kota-kota dan desa-desa Alawite di Latakia dan saya menyerukan semua faksi untuk ... menghantam desa-desa mereka setiap hari dengan ratusan rudal sebagaimana yang mereka lakukan untuk kota-kota dan desa-desa Sunni," kata Syaikh Al-Jaulani.

Jabhat Al-Nusrah, kelompok fundamentalis radikal Sunni, adalah salah satu kekuatan yang paling kuat yang melawan pasukan pemerintah Suriah dalam konflik yang semakin kompleks dimana intervensi Rusia hanya semakin memburuk.

Rusia telah secara dramatis mengintensifkan kampanye pengeboman dalam beberapa hari terakhir dan telah mengklaim kampanye pemboman berat meraka telah menyerang banyak target Jabhat Al-Nusrah dan Daulah Islam (IS) mulai dari depot amunisi hingga kamp-kamp pelatihan dan juga pangkalan militer.

Tetapi pejuang oposisi mengatakan kebijakan pemboman "bumi hangus" Rusia telah membunuh puluhan warga sipil. Al-Jaulani mengatakan serangan Rusia itu memukul hanya kelompok pejuang oposisi seperti Jaisyul Fath dan brigade pejuang oposisi lain yang para pejuangnya aktif terlibat dalam pertempuran melawan tentara Suriah, meninggalkan daerah -daerah yang dikuasai oleh saingan mereka dari IS tidak tersentuh.

"(Rusia) jelas tahu ISIS tidak mengancam rezim karena daerah yang mereka kontrol itu tidak berdampingan dengan jantung rezim. Jadi tidak mengherankan bahwa mereka telah mulai pengeboman mereka terhadap brigade-brigade yang langsung berhadapan dengan pasukan rezim," katanya.

Al-Jaulani, menggambarkan intervensi Rusia sebagai perang salib Kristen baru dari Timur, mengatakan intervensi itu datang hanya setelah "serangkaian kemenangan yang dibuat oleh mujahidin" mengancam pemerintahan Assad.

"Perang di Syam (Suriah) akan membuat Rusia melupakan kengerian apa yang mereka hadapi di Afghanistan. Invasi baru Rusia adalah panah terakhir dalam persenjataan dari musuh-musuh Islam dan musuh-musuh Suriah," katanya.

"Apakah pemerintah Rusia berpikir bahwa tentara rezim dan Bashar Al-Assad dapat diselamatkan dengan beberapa pesawat dan artileri?" katanya bertanya, menambahkan: " Serangan Rusia sampai hari ini belum menambah lebih banyak dari mereka dari rezim dalam penargetan sembarangan mereka .. Dan mereka akan dikalahkan di depan pintu Damaskus." (st/Reuters)


latestnews

View Full Version