PAKISTAN/AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Pemimpin Al-Qaidah Syaikh Ayman Al-Zawahri dalam sebuah rekaman audio yang diposting secara online pada hari Ahad (8/5/2016) mendesak para mujahidin saingan di Suriah untuk bersatu atau menghadapi risiko kematian.
Sebagai penerus Syaikh Usamah Bin Ladin, Syaikh Zawahiri memiliki kesetiaan dari cabang-cabang Al-Qaidah di Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Selatan. Tapi dominasi kelompok itu ditantang oleh Islamic State (IS), yang mengontrol wilayah di Suriah dan Irak dan menyusul di Libya dan Yaman.
Di Suriah, cabang Al-Qaidah Jabhat Al-Nusrah dan IS adalah kelompok yang paling kuat melawan pasukan pemerintah. Setelah berada dalam satu barisan, mereka berpisah pada 2013.
"Kita harus menginginkan persatuan Mujahidin di Syam (Suriah) sehingga akan itu dibebaskan dari tentara salib Rusia dan Barat. Saudara-saudaraku ... soal persatuan adalah soal hidup atau mati untuk Anda, "kata Zawahri.
Ini merupakan rekaman audio Syaikh Zawahiri yang pertama sejak Januari. Pada bulan Januari, mantan dokter Mesir itu menyerukan balas dendam setelah Arab Saudi mengeksekusi puluhan militan.
Dia diyakini bersembunyi di daerah perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan.
Pada rekaman tersebut, Syaikh Zawahri mengecam proses politik yang didukung PBB untuk menemukan solusi di Suriah, dan memuji Jabhat Al-Nusrah, yang sebagian besar dari provinsi Idlib kontrol.
Jabhat Al-Nusrah juga merupakan bagian dari aliansi brigade-brigade Islam yang dikenal sebagai Jaisyul Fath, yang bertempur melawan pasukan pemerintah Suriah dan Rusia- dan para milisi Syi'ah sekutu yang dinanai Iran di pedesaan selatan Aleppo.
Pada bulan Januari, Jabhat Al-Nusrah mencoba namun gagal untuk meyakinkan faksi-faksi pejuang Islam lain untuk bergabung menjadi satu unit, termasuk kelompok kuat Ahrar al-Sham. (an/ARA)