DAGESTAN, KAUKASUS UTARA (voa-islam.com) - Sedikitnya empat pasukan keamanan Rusia tewas dan delapan lainnya terluka dalam kontak senjata dengan mujahidin dalam serangan terpisah di republik bermasalah Kaukasus Utara, Dagestan.
Sebuah sumber polisi, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan dua polisi tewas dan empat lainnya luka-luka pada hari Jum'at (17/6/2016) ketika seorang mujahidin menembaki petugas keamanan di sebuah hutan di distrik Tabasaran.
Penyerang gugur dalam bentrokan berikutnya. Pasukan tambahan telah dikirim ke daerah itu untuk mengamankan itu.
Sumber itu menambahkan bahwa dua petugas dari unit operasi khusus tewas dalam serangan di Dagestan.
Enam prajurit juga menderita luka di pertempuran terbaru, dan saat ini menjalani perawatan di rumah sakit.
Kekerasan pertama meletus di Chechnya pada tahun 1994, ketika 250.000 orang terpaksa mengungsi ke wilayah tetangga karena perang antara separatis Chechnya dan tentara Rusia.
Setelah periode singkat yang relatif damai 1996-1999, perang dilanjutkan menyusul invasi besar-besaran Rusia ke Chechnya.
Pada bulan April 2015, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan kelompok mujahidin Kaukasus Utara, yang dikenal sebagai "Imarat Kavkaz," telah bersekutu dengan afiliasi Islamic State.
Awal tahun ini, Komite Anti-Terorisme Nasional mengumumkan bahwa sel IS yang dipimpin oleh perekrut Chechen Akhmed Chetayev sedang merencanakan serangan di Rusia dan Eropa, mencatat bahwa mantan perwira militer Irak dari rezim terguling Ba'ath mengambil bagian dalam pelatihan pejuang untuk menyerang Rusia.
"Layanan khusus Rusia memiliki data intelijen bahwa kelompok Daesh tertentu sedang mempersiapkan serangan teroris di Rusia dan negara-negara Eropa," Andrey Przhezdomsky, juru bicara komite memperingatkan, menyebut akronim bahasa Arab dari IS.
"Secara khusus, satu batalyon dibentuk terutama dari para rekrutmen dari Kaukasus Utara yang dipimpin oleh Akhmed Chetayev, dijuluki One-Handed," kata Przhezdomsky.
Dia melanjutkan dengan mengklaim penjaga perbatasan Rusia dan agen khusus melakukan yang terbaik untuk membendung aliran jihadis ke dan dari Suriah melalui Turki. (st/ptv)