IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Kelompok pejuang oposisi Jund Al-Aqsa, yang tengah terlibat pertikaian dengan kelompok kuat pejuang Suriah Ahrar Al-Sham di pedesaan Idlib utara menyatakan diri bergabung dengan bekas afiliasi Al-Qaidah di Suriah, laporan-laporan yang beredar menyebutkan.
Sebuah pernyataan yang diposting di media sosial pada hari Ahad (9/10/2016), yang dikatakan dikeluarkan oleh faksi pejuang oposisi Jund al-Aqsa, menyatakan sumpah setia mereka kepada Jabht Fatth al-Sham (sebelumnya Jabhat Al-Nusrah), setelah dampak terbaru dan ketegangan yang berlangsung antara Jund al-Aqsa dan Ahrar al-Sham, faksi pejuang oposisi utama lain.
Pernyataan tersebut, yang dikatakan dikeluarkan oleh Jund al-Aqsa, yang berupa tulisan tangan, dicap dengan cap Jabhat Fateh al-Sham dan dibubuhi tanda tangan dari pemimpinnya, Syaikh Abu Muhammad al-Jaulani.
Pernyataan itu berbunyi: "Berdasarkan keinginan kami untuk menghindari (tertumpahnya) darah umat Islam, dan untuk menghindari pertempuran antar-sesama dengan Ahrar al-Sham, yang tidak ada pihak yang akan mendapat manfaat (dari pertempuran tersebut) kecuali rezim Assad dan sekutunya, kami-di Jund al-Aqsa - mengumumkan bersumpah setia kepada Jabhat Fateh al-Sham; kami bersedia mendukungnya dalam melanjutkan Jihad."
Pernyataan tersebut, yang terus menyebar di media sosial, mengatakan bahwa, "Penyelesaian dari seluruh apa yang terkait dengan isu terakhir dan isu-isu atas konflik akan dirujuk ke pengadilan Islam yang akan disepakati dengan kepimpinan Ahrar al-Sham."
Perlu untuk mengingatkan bahwa faksi oposisi Jund al-Aqsa berpartisipasi dengan Jaysh Al-Fath dalam pertempuran Idlib pada Maret tahun lalu, bergandengan tangan dengan Jabhat Al-Nusrah, Ahrar al-Sham, Ajnad al-Sham dan Faylaq Al-Sham.
Kelompok ini kemudian keluar dari koalisi Jaisyul Fath menyusul perbedaan pendapat dengan Ahrar Al-Sham.
Ketegangan semakin memuncak dengan berbagai peristiwa yang terjadi belakangan hingga berujung pada pecahnya pertempuan antara Jund Al-Aqsa, berkekuatan 2500 pasukan dan Ahrar Al-Sham yang memiliki 20.000 tentara dan didukung oleh 50 faksi pejuang oposisi Suriah, kecuali Jabhat Fateh Al-Sham yang tetap independen, termasuk faksi yang berafiliasi dengan FSA, di pedesaan utara Idlib sejak Jum'at dengan sekitar 100 lebih pejuang tewas dari kedua belah pihak.
Ditengah bentrokan yang meningkat antara kedua belah pihak, rezim Assad kemudian mengambil keuntungan dengan melakukan serangan balik di beberapa posisi ribat oposisi di Hama yang ditinggalkan pihak-pihak yang bertikai, demi untuk memperkuat pasukan mereka di Idlib, sehingga berimbas direbutnya 10 desa yang telah dikuasai pejuang Suriah sebalumnya di pedesaan utara Hama. (st/orient)