TAIZ, YAMAN (voa-islam.com) - Cabang Al-Qaidah di Yaman telah meluncurkan sebuah kontes resensi buku di kota Taiz yang terkepung dengan janji bahwa pemenang teratas akan mendapatkan senapan Kalashnikov sebagai hadiah mereka.
Anggota komite promosi Al-Qaidah membagikan selebaran di jalan-jalan di kota titik nyala di Yaman pekan ini untuk mengiklankan kompetisi tersebut, koresponden The New Arab's Yaman melaporkan Ahad (7/5/2017).
"Ketentuan kontes: Anda harus membaca dan mendengarkan materi buku dan audio kami dengan saksama dan merangkumnya dalam 30 halaman," selebaran untuk kontes tersebut terbaca.
"Ulasan Anda tidak boleh menyerupai karya kontestan lainnya. Jika plagiarisme ditemukan, kedua kontestan akan didiskualifikasi," katanya.
Selebaran tersebut menjelaskan bahwa pemenang pertama akan menerima sebuah senapan serbu otomatis buatan China yang baru, sementara posisi kedua sebuah sepeda motor, sebuah pistol untuk tempat ketiga, semantara tempat keempat sebuah laptop dengan telepon genggam dan hadiah uang tunai untuk para pemenang lainnya.
Kelompok tersebut telah menyebut kontes itu "Ini Adalah Pesan Kami", yang menunjukkan bahwa buku yang akan diteliti akan menjadi manifesto yang mempromosikan tujuan Al-Qaidah.
AQAP menetapkan batas waktu untuk ulasan buku yang akan diserahkan pada tanggal 15 bulan Ramadhan yang akan datang, namun memperingatkan bahwa hanya "kontestan ikhlas yang tidak tertarik untuk memenangkan barang-barang material yang murah" yang memenuhi syarat.
Pejuang Al-Qaidah dilaporkan telah berperang selama berbulan-bulan di Taiz bahu-membahu dengan milisi pro-pemerintah melawan pemberontak Syi'ah Houtsi.
Pekan ini, pemimpin kelompok tersebut mengatakan bahwa anggotanya sering bertempur bersama "saudara laki-laki Sunni" mereka melawan pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran.
"Kami berjuang bersama semua Muslim di Yaman", termasuk "Ikhwanul Muslimin dan juga saudara laki-laki kami di antara putra-putra suku Sunni," kata Qasim al-Raymi.
Al Qaeda di Semenanjung Arab [AQAP] telah mengeksploitasi kekosongan kekuasaan yang diciptakan oleh perang antara pemerintah dan pemberontak Syi'ah Houtsi yang menguasai ibukota Sana'a dan sejumlah kota besar di sepanjang pantai Laut Merah.
AQAP merebut kota Mukalla, ibukota provinsi Hadramawt terbesar di Yaman pada tahun 2015, namun terpaksa mundur tahun lalu.
Amerika Serikat menganggap kelompok tersebut sebagai cabang jaringan jihadis yang paling berbahaya. (st/TNA)