View Full Version
Rabu, 24 May 2017

Pejuang Filipina Terkait Islamic State (IS) Kuasai Marawi, Sandera Pastor dan Staf Gereja Katholik

MINDANAO, FILIPINA (voa-islam.com) - Pejuang Filipina yang terkait dengan Islamic State (IS) dilaporkan telah menguasai sebuah gereja Katolik dan menyandera seorang pastor dan beberapa orang lain di kota Marawi.

Uskup Agung Socrates Villegas mengatakan pada hari Rabu (24/5/2017) bahwa seorang pastor dan lebih dari selusin orang jemaat dan staf gereja telah disandera oleh orang-orang bersenjata di sebuah katedral di Marawi di provinsi selatan Lanao del Sur di pulau Mindanao.

Perkembangan tersebut terjadi sehari setelah para anggota kelompok Maute yang terkait IS menguasai kota berpenduduk mayoritas Muslim tersebut.

Selama serangan itu, para pejuang tersebut membunuh dua tentara dan seorang petugas polisi dan melukai 12 lainnya setelah mengambil alih bangunan dan membakar sebuah sekolah, sebuah gereja, dan sebuah penjara.

Serangan pejuang tersebut membuat Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengurangi kunjungan resminya ke Rusia untuk menghadapi krisis yang sedang terjadi di wilayah bergolak yang berpenduduk hampir 22 juta orang tersebut, yang mengumumkan sebuah undang-undang darurat 60 hari dan berjanji untuk bersikap keras kepada para pejuang bersenjata tersebut.

Dia lebih jauh mengangkat kemungkinan bahwa peraturan militer di daerah tersebut akan berlangsung setahun terakhir.

"Jika butuh waktu setahun untuk melakukannya, maka kita akan melakukannya. Jika selesai dengan sebulan, maka saya akan bahagia. Bagi bangsaku, jangan terlalu takut. Aku akan pulang. Saya akan menangani masalah ini begitu saya tiba, "kata Duterte di Moskow sebelum kembali.

Bentrokan meletus di Marawi saat pasukan keamanan Filipina berusaha menahan puluhan pejuang, yang lolos dari serangan yang gagal yang menargetkan seorang tersangka pejuang terkait IS tingkat atas pada hari Selasa di sebuah apartemen dan mengambil alih jalan-jalan, jembatan, dan bangunan sambil berusaha untuk memblokir bala bantuan tentara.

Operasi tersebut bertujuan untuk menangkap Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok Abu Sayyaf, yang terkenal dengan serangan terhadap pasukan keamanan, pembajakan dan penculikan dan pemancungan orang-orang Barat.

Serangan militer tersebut mendorong para pejuang Abu Sayyaf untuk meminta bantuan dari kelompok sekutu, Maute. Hampir 50 orang bersenjata berhasil masuk ke kota.

Baik Maute maupun Abu Sayyaf telah berjanji setia kepada Islamic State dan telah menjadi tantangan besar bagi militer Filipina.

Sementara pihak berwenang bersikeras bahwa situasi terkendali, penduduk setempat yang melarikan diri dari kota memberikan cerita yang berbeda, mengatakan bahwa Marawi masih dikuasai para pejuang terkait IS.

Rabani Mautum, seoran pelajar di kota Pantar yang berdekatan, di mana beberapa penduduk meninggalkan truk dengan kelebihan muatan, mengatakan, "Kota ini masih berada di bawah kendali kelompok bersenjata tersebut.

Mereka semua berada di jalan utama dan dua jembatan menuju Marawi. "

"Saya di sekolah saat kami mendengar tembakan ... Ketika kami keluar ada noda darah di gedung tapi kami tidak melihat orang mati atau terluka," tambahnya.

Sementara itu, kepala staf militer Filipina Jenderal Eduardo Ano mengatakan pada hari Rabu bahwa pasukan telah menutup titik masuk dan keluar utama untuk mencegah Hapilon, pemimpin Aby Sayyaf, meloloskan diri dari daerah tersebut. (st/ptv)


latestnews

View Full Version