Hay'at Tahrir Al-Sham Tolak Intervensi Rusia-Turki di Idlib Suriah

IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Kelompok pejuang oposisi Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada hari Senin (26/6/2017) menolak intervensi Rusia-Turki di provinsi Idlib, di Suriah barat laut.

"Meskipun Turki dipandang oleh banyak orang sebagai" teman ", jika mereka memutuskan untuk meletakkan sepatu di tanah, semua neraka akan terlepas," Mostafa Mahamed, mantan juru bicara kelompok jihadis terkait Al-Qaidah mengatakan di Twitter.

HTS mengatakan bahwa karena mereka bukan peserta perundingan perdamaian Astana di Suriah, mereka tidak terikat oleh kesepakatan yang terbentuk di sana.

Turki, Rusia dan Iran sedang mengerjakan sebuah mekanisme di zona de-eskalasi di Suriah yang melibatkan AS dan zona masing-masing yang ditugaskan ke masing-masing negara, juru bicara Kepresidenan Turki İbrahim Kalın mengatakan pekan lalu, menambahkan bahwa proses Astana dan Jenewa akan berlanjut untuk Membangun perdamaian permanen di Suriah

Kalın mengatakan bahwa sebagai bagian dari mekanisme tersebut, Turki dan Rusia dapat bersama-sama menyebarkan pasukan ke provinsi Idlib di barat laut Suriah.

"Kami juga tidak akan menerima intervensi asing yang membagi negara kita ke zona pengaruh negara," kata HTS.

Hassan Hassan, seorang senior di Institut Tahrir untuk Kebijakan Timur Tengah dan rekan penulis 'ISIS: Inside the Army of Terror', mengatakan bahwa HTS menentang rencana Rusia-Turki.

"Pada sebuah isu yang mungkin terkait, gagasan untuk mengerahkan tentara Turki di Idlib sebagai bagian dari zona deeskalasi adalah sumber pertengkaran pemberontak. HTS, mantan Nusra, menolak gagasan tersebut, namun suara yang berkembang di luar HTS mengatakan tentara Turki lebih baik daripada serangan rezim yang prospektif," klaimnya.

"HTS meminta pra pengikutnya dan orang-orang di Idlib untuk menolak rencana semacam itu, yang menurut mereka merupakan bagian dari sebuah persekongkolan untuk mengembalikan rezim. (an/ARA)