View Full Version
Senin, 02 Oct 2017

Kelompok Pejuang Hasm Serang Kedutaan Myanmar di Kairo Mesir

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Mesir, Harakat Saad Masri (Hasm), pada hari Ahad (1/10/2017) menyatakan bertanggung jawab atas sebuah ledakan kecil di kedutaan Myanmar di Kairo, dengan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pembalasan atas tindakan keras militer negara itu terhadap Muslim Rohingya.

Kementerian Dalam Negeri Mesir belum berkomentar mengenai ledakan hari Sabtu, yang oleh penduduk setempat dan media awalnya dilaporkan mungkin akibat adanya pipa gas yang bocor, namun dua sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa jejak-jejak bahan peledak ditemukan di tempat kejadian.

"Pemboman ini berfungsi sebagai peringatan kepada kedutaan pembunuh, pembunuh wanita dan anak-anak di Negara Rakhine Muslim, dan sebagai solidaritas dengan anak-anak dari populasi Muslim yang lemah ini," kata Hasm dalam pernyataannya.

Ini adalah pertama kalinya Hasm, sebuah kelompok yang dipersalahkan atas beberapa serangan yang menargetkan hakim dan polisi di sekitar Kairo sejak tahun lalu, telah mengklaim sebuah serangan terhadap sasaran sipil.

"Kami telah dengan sangat hati-hati untuk memastikan tidak ada korban sipil atau orang yang tidak bersalah selama operasi, atau Anda pasti pernah melihat neraka yang membakar yang tidak dapat Anda hentikan," kata pernyataan Hasm.

Kedubes Myanmar tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Gelombang kekerasan terbaru di negara bagian Rakhine, Myanmar barat, dimulai setelah serangan 25 Agustus, yang melihat pars pejuang Rohingya menyerang pos polisi dan sebuah kamp tentara, menewaskan sekitar 12 orang.

Tanggapan brutal militer Myanmar telah membuat lebih dari 530.000 Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh, melarikan diri dari apa yang mereka dan pemantau hak asasi manusia katakan adalah sebuah kampanye yang bertujuan untuk mendorong penduduk Muslim keluar dari negara mayoritas Budha tersebut.

Mesir menuduh Hasm sebagai sayap militer Ikhwanul Muslimin, yang dilarang pada tahun 2013. Ikhwanul Muslimin membantahnya.

Ratusan tentara Mesir dan polisi telah tewas dalam pertempuran dengan jihadis di Sinai, yang telah meningkat sejak pertengahan 2013 ketika Jenderal penghianat yang saat ini jadi presiden, Abdel Fattah Al-Sisi, menggulingkan peesiden saat itu Muhammad Mursi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin setelah demonstrasi menentang pemerintahannya. (st/AN) 


latestnews

View Full Version