IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Kelompok pejuang oposisi Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah membantah bahwa pemimpinnya, Syaikh Abu Mohammed al-Jaulani, terluka dalam serangan udara Rusia, dengan mengatakan bahwa dia menjalankan tugasnya seperti biasa.
HTS membuat pernyataan tersebut pada hari Rabu (4/10/2017) di Telegram beberapa jam setelah juru bicara kementerian pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengklaim bahwa Al-Jaulani telah "mendapatkan beberapa luka pecahan peluru serius, kehilangan lengan dan berada dalam kondisi kritis".
"Hayat Tahrir al-Sham menyangkal apa yang beredar di media tentang luka Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani dan menegaskan bahwa sang syaikh dalam keadaan sehat dan melaksanakan sepenuhnya semua tugas yang dipercayakan kepadanya," kata pernyataan tersebut.
HTS didominasi oleh faksi Jabhat Fateh al-Sham (JFS) dan sebelumnya dikenal sebagai Jabhat Al-Nusrah sebelum memutuskan hubungannya dengan Al-Qaidah.
Kelompok ini mengendalikan sebagian besar provinsi Idlib barat laut Suriah.
Rusia mengklaim bahwa 12 komandan lapangan termasuk kepala pengawal Syaikh Al-Jaulani juga gugur bersama dengan sekitar 50 penjaga dalam serangan tersebut.
Lebih dari 10 pejuang menerima luka ringan sedang dan serius, juru bicara kementerian pertahanan mengklaim, menambahkan bahwa jet Sukhoi Su-34 dan Su-35 digunakan untuk menargetkan mereka.
Juru bicara kementerian pertahanan mengklaim serangan tersebut merupakan hasil sebuah operasi khusus untuk membalas serangan terhadap polisi militer Rusia di zona de-eskalasi Idlib pada 18 September.
Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah mengklaim telah membunuh beberapa komandan pejuang oposisi terkemuka.
Rusia mengatakan pada bulan Juni bahwa jet-jetnya mungkin telah membunuh pemimpin Islamic State (IS) Syaikh Abu Bakar al-Baghdadi saat sebuah serangan bom di dekat markas IS di Raqqa Suriah, dan pada bulan Juli mereka mengatakan bahwa dia telah meninggal. (St/TNA)