HAMA, SURIAH (voa-islam.com) - Kelompok pejuang oposisi Suriah melancarkan sebuah serangan balik pada hari Kamis (11/1/2018) melawan pasukan pemerintah yang maju ke sebuah pangkalan udara yang dikuasai oposisi di barat laut negara itu, merebut beberapa desa dan menangkap tahanan, kata kelompok-kelompok oposisi.
Dorongan oleh beberapa faksi, termasuk Hay'at Tahrir Al-Sham (HTS), dimulai dalam semalam.
Pada Kamis pagi, pihaknya memperlambat serangan pemerintah terhadap pangkalan udara Abu Dzuhur yang telah dikuasai oposisi sejak 2015.
Pengambilan kembali pangkalan udara telah menjadi tujuan utama pemerintah sejak akhir Oktober dan pasukan Suriah dibantu bombardir hebat jet tempur Rusia telah menangkap sekitar 160 desa sejak pertama kali meluncurkan ofensif tersebut.
Operasi tersebut juga bertujuan untuk mengamankan jalan yang menghubungkan ibu kota, Damaskus, dengan kota Aleppo utara, yang terbesar di Suriah.
Pertempuran tersebut telah meyebabkan sekitar 100.000 orang mengungsi meninggalkan utara menuju daerah-daerah yang lebih aman yang dekat dengan perbatasan dengan Turki.
Provinsi Idlib, wilayah oposisi terbesar yang tersisa di Suriah, dipenuhi oleh warga sipil, banyak di antaranya telah melarikan diri dari pertempuran di wilayah lain di Suriah.
Sebuah pernyataan Kamis oleh Komite Penyelamatan Internasional mengatakan bahwa mereka menerima ratusan orang yang baru dipindahkan dari tenggara provinsi tersebut dalam beberapa hari terakhir, bergabung dengan ribuan orang yang melarikan diri dari bulan lalu.
Banyak pengungsi baru saja membawa barang-barang yang bisa mereka bawa, kata panitia, menambahkan bahwa satu ibu dari dua bayi kembar menceritakan kepanikan awal untuk melarikan diri dari serangan udara tanpa pandang bulu.
Wanita itu sangat ketakutan, awalnya dia meninggalkan salah satu anaknya. "Kami tidak bisa berpikir dengan benar, ketakutan itu mempengaruhi otak kami," IRC mengutipnya mengatakan. Bayi itu tidak terluka, tambahnya.
IRC mengatakan hampir dua pertiga pengungsi di Idlib tinggal di tenda darurat yang tidak mampu bertahan dalam kondisi musim dingin sementara yang lainnya tinggal di rumah terbengkalai atau terbangun sebagian yang memiliki air sumur tapi tidak memiliki toilet.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengkonfirmasi bahwa pejuang oposisi telah merebut kembali beberapa desa dari pasukan pemerintah dan mengatakan bahwa 11 pejuang pro-pemerintah ditangkap.
Kepala Observatorium Rami Abdurrahman mengklaim 16 pejuang oposisi gugur dalam pertempuran tersebut namun tidak memberikan angka korban untuk pasukan pemerintah. (st/AFP)