View Full Version
Rabu, 17 Jan 2018

Pemimpin HTS Desak Pejuang Oposisi Suriah Rapatkan Barisan Menghadapi Serangan Rezim

IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Kepala aliansi jihadis Suriah pada hari Selasa (16/1/2018) menyerukan pejuang oposisi untuk "merapatkan barisan" untuk menangkis serangan pemerintah yang didukung Rusia di barat laut negara itu.

Ini adalah rekaman audio pertama Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani sejak Rusia mengklaim telah melakukan serangan udara yang membuat komandan Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) dalam keadaan koma pada bulan Oktober lalu.

Moskow sekarang mendukung serangan selama berpekan-pekan oleh tentara Suriah di markas HTS di provinsi barat laut Idlib, dan Syaikh Al-Jaulani pada hari Selasa mengajukan permohonan pada gerakan pejuang oposisi yang terfragmentasi untuk bersatu melawan serangan tersebut.

"Selama 100 hari, kami telah berperang dalam salah satu pertempuran sengit di semua tingkatan," kata Syaikh Al-Jaulani dalam sebuah pernyataan audio yang dikeluarkan oleh media HTS.

Beberapa faksi oposisi telah lama menahan diri untuk tidak bertempur bersama HTS, yang paling baru-baru ini karena sebuah kesepakatan "de-eskalasi" di wilayah-wilayah termasuk Idlib yang ditengahi oleh kekuatan dunia di Astana tahun lalu.

Pemimpin HTS itu mengecam kesepakatan Astana karena membuka jalan untuk serangan saat ini, namun mengatakan bahwa pejuang oposisi Suriah dapat "mengatasi krisis ini, jika kita mempersatukan usaha dan merapatkan jajaran."

"Kami siap untuk berdamai dengan semua orang dan mengubah halaman baru melalui rekonsiliasi yang komprehensif ... Marilah kita lebih banyak menyibukkan diri dengan musuh kita daripada dengan diri kita sendiri dan ketidaksepakatan kita," kata Syaikh Al-Jaulani.

Dia mengatakan perjuangan bersenjata oposisi Suriah menghadapi "fase kritis" saat mendekati peringatan tujuh tahun di bulan Maret.

Pejuang oposisi dan kelompok-kelompok jihad menyerbu provinsi Idlib pada tahun 2015, dan merupakan satu-satunya provinsi di negara yang dilanda perang di luar kendali rezim.

Selama dua tahun terakhir, pasukan jihad di belakang HTS telah terus memperluas kendali mereka di provinsi ini, dengan pengaruh pejuang arus utama menyusut secara drastis.

Tentara Suriah meluncurkan dorongan untuk Idlib akhir tahun lalu dan sejak itu telah menangkap puluhan kota dan desa di provinsi tersebut dengan bantuan bombardir dahsyat jet tempur Rusia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah mencatat 200.000 kasus pemindahan sejak pertengahan Desember sebagai akibat dari serangan rezim yang semakin intensif dan tanpa pandang bulu. (st/AFP) 


latestnews

View Full Version