KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Taliban telah menyerukan agar perundingan langsung dengan Amerika Serikat dalam sebuah upaya yang diumumkan untuk menemukan "solusi damai" untuk perang yang telah berlangsung lama di Afghanistan, hampir sebulan setelah melancarkan gelombang serangan berdarah di ibukota Kabul , dan di tempat lain.
Taliban "meminta pejabat Amerika untuk berbicara langsung dengan Kantor Politik" kelompok tersebut, terbaca sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Taliban Senin (27/2/2018) malam, tampaknya merujuk pada sebuah kantor di ibukota Qatar.
Pernyataan tersebut muncul sehari sebelum konferensi damai regional kedua di Kabul, di mana perwakilan dari 25 negara membahas strategi kontra terorisme dan resolusi konflik.
Tidak ada reaksi langsung dari pihak AS.
Awal bulan ini, Taliban merilis sebuah surat terbuka untuk "rakyat Amerika" dan Kongres AS, menunjukkan bahwa mereka siap untuk melakukan pembicaraan.
Dalam sebuah surat terbuka kepada "rakyat Amerika" tersebut, kelompok Taliban mengatakan bahwa mereka bersedia untuk memasuki "dialog damai" untuk mengakhiri perang 17 tahun di Afghanistan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan Agustus lalu bahwa kehadiran militer Amerika di Afghanistan akan dibuka, ketika Washington mengintensifkan serangan udara terhadap markas-markas jihadis yang tertahan di Afghanistan.
Bulan lalu, Trump mengesampingkan perundingan dengan Taliban, setelah serentetan serangan oleh jihadis di Kabul.
Serangan tersebut termasuk serangan besar-besaran di Intercontinental Hotel mewah ibukota, sebuah bom ambulans di sebuah jalan yang penuh sesak, dan sebuah serangan di sebuah kompleks militer, yang menewaskan lebih dari 130 orang.
Ibukota Afghanistan dijadwalkan untuk menjadi tuan rumah proses Kabul pada hari Rabu, dengan fokus pada melanjutkan "perundingan damai" dan menyatukan negara-negara regional dalam apa yang diumumkan sebagai pertempuran melawan terorisme.
"Pada konferensi Kabul, kami akan mempresentasikan rencana perdamaian komprehensif untuk Taliban dan Pakistan," kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada hari Selasa. (st/ptv)