BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Kelompok Islamic State (IS) telah mengancam akan menyerang tempat pemungutan suara dan pemilih Irak selama pemilihan parlemen bulan depan.
Dalam pesan yang dikirim ke aplikasi pesan Telegram pada hari Ahad (22/4/2018), juru bicara IS, Abu Hassan al-Muhajir menyerukan kepada Muslim Sunni Irak untuk memboikot pemilihan 12 Mei, yang pertama sejak Perdana Menteri Syi'ah Irak Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan atas IS pada bulan Desember.
"Wahai Sunni ... kita tahu bahwa pemerintah Rafidah [istilah Arab bagi orang-orang Syiah yang menyiratkan mereka telah menolak pesan Islam yang sebenarnya] berada di ambang apa yang mereka sebut pemilu," katanya.
"Penilaian kami akan berlaku bagi mereka yang menyerukan pemilu dan berpartisipasi di dalamnya ... Pusat pemungutan suara dan orang-orang di dalamnya adalah target untuk pedang kami, jadi menjauhlah dari mereka dan jangan berjalan di dekatnya."
Kelompok-kelompok jihad di Irak telah menargetkan setiap pemilihan sejak invasi pimpinan AS 2003 yang menggulingkan Saddam Hussein dan membuka jalan bagi warga Syi'ah untuk mendominasi setiap pemerintahan sejak itu.
Pemilihan legislatif akan berlangsung pada 12 Mei.
Sekitar 7.000 kandidat telah terdaftar untuk ikut dalam pemilihan, dengan 329 kursi parlemen untuk diperebutkan.
Pekan lalu serangan bom mobil menargetkan calon pemilihan di kota Kirkuk yang diperebutkan di Irak pada hari Ahad, menewaskan satu orang dan melukai 11 lainnya.
Ledakan di kota multi-etnis tersebut,, sekitar 250 kilometer (155 mil) utara Baghdad, datang saat Irak yang dilanda perang bersiap untuk pemilihan legislatif pada 12 Mei.
"Seorang warga sipil tewas dan 11 orang terluka, termasuk tiga pengawal, dalam konvoi Ammar Hadaya Kahya, seorang kandidat Front Turkmenistan di Kirkuk," kata sumber keamanan yang tidak mau disebutkan jatidirinya. (st/TNA)