View Full Version
Sabtu, 09 Jun 2018

Taliban Setujui Tawaran Gencatan Senjata Pemerintah Afghanistan Selama Idul Fitri

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Taliban telah menyetujui gencatan senjata yang ditawarkan pemerintah Afghanistan selama libur Idul Fitri, yang menandai akhir bulan puasa Ramadhan.

Kelompok pejuang Afghanistan itu mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (9/6/2018) gencatan senjata tiga hari dengan pasukan keamanan Afghanistan untuk Idul Fitri pada pertengahan Juni, menyusul kesepakatan gencatan senjata yang telah diajukan oleh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Gencatan senjata, tawaran pertama dari jenisnya, akan dimulai pada hari Jum'at atau Sabtu, saat Idul Fitri jatuh pada salah satu dari hari-hari tersebut.

Taliban mengatakan pasukan asing akan dikecualikan dari gencatan senjata dan operasi akan terus melawan mereka, menambahkan bahwa mereka akan "sangat mempertahankan" diri terhadap serangan apa pun.

"Anggota Taliban seharusnya tidak berpartisipasi dalam pertemuan umum selama perayaan Idul Fitri karena musuh dapat menargetkan kita," kata pernyataan itu.

"Penjajah asing adalah pengecualian" untuk perintah gencatan senjata dan "operasi kami akan terus melawan mereka, kami akan menyerang mereka di mana pun kami melihatnya," tambahnya.

Ghani telah mengumumkan gencatan senjata sepekan tanpa syarat dengan Taliban pada hari Kamis, tetapi tawaran itu mengesampingkan Islamic State (IS) dan kelompok jihad lainnya.

Gencatan senjata akan berlangsung "dari tanggal 27 Ramadhan sampai hari kelima Idul Fitri," Ghani men-tweet dari akun resminya, menunjukkan bahwa itu bisa berlangsung dari 12 hingga 19 Juni.

Keputusan Ghani datang beberapa hari setelah lebih dari 2.000 ulama Afghanistan mengeluarkan fatwa melarang pemboman dan menuntut Taliban menerima tawaran perdamaian pemerintah untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Pemerintahan lima tahun Taliban atas setidaknya tiga perempat dari Afghanistan berakhir ketika AS dan sekutunya menyerang negara Asia pada 7 Oktober 2001 sebagai bagian dari perang teror yang klaim Washington.

Serangan itu menyingkirkan Taliban dari kekuasaan mereka yang sah, tetapi, sejak itu, kelompok itu telah terlibat dalam perjuangna bersenjata luas, menewaskan ribuan pasukan keamanan Afghanistan dan asing.

Beberapa jam sebelum kelompok itu mengumumkan gencatan senjata, setidaknya 17 tentara Afghanistan tewas ketika para pejuang Taliban menyerbu pangkalan militer di Afghanistan barat, kata para pejabat.

Taliban menyatakan bertanggung jawab atas penyergapan Jum'at malam di distrik Zawol, yang pejabat provinsi di Herat mengatakan menewaskan 17 anggota pasukan keamanan Afghanistan dan melukai yang lain.

Gubernur distrik Zawol Mohammad Saeed Sarwari membenarkan serangan itu dan jumlah korban tewas, mengatakan Taliban menyita senjata setelah serangan itu.

Dalam pesan WhatsApp, Taliban menempatkan korban tewas di angka 18 tentara Afghanistan.

Baru-baru ini, IS juga memanfaatkan kekacauan dan membangun pijakan di Afghanistan timur dan utara.

Afiliasi Islamic State yang dikenal sebagai Islamic State Wilayat Khurasan (ISKP) telah meningkatkan serangannya di negara yang dilanda perang setelah kehilangan pangkalannya di Irak dan Suriah meskipun kehadiran ribuan pasukan asing yang dipimpin AS di Afghanistan. (st/ptv)


latestnews

View Full Version