ANBAR, IRAK (voa-islam.com) - Pejuang Islamic State (IS) telah menculik enam anggota pasukan keamanan Irak dan mengancam akan membunuh mereka dalam tiga hari kecuali pemerintah membebaskan tahanan wanita Muslim Sunni, kata kelompok itu, Sabtu (23/6/2018).
Dalam sebuah video yang diposting oleh kantor berita A'maaq grup tersebut, enam pria dengan luka yang terlihat di wajah mereka tampak duduk di lantai dengan dua pria bersenjata bertopeng, menodongkan senapan serbu ke arah mereka, berdiri di belakang.
Juru bicara militer Irak tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Dalam video tersebut, para pria mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota polisi Irak atau Pasukan Unit Mobilisasi Populer (PMU), sebuah kelompok payung yang sebagian besar terdiri dari milisi Syi'ah dukungan Iran yang berperang dengan pasukan pemerintah melawan Islamic State dan secara nominal melapor kepada Perdana Menteri Haider al-Abadi.
“Saya mohon kepada pemerintah pusat Haider al-Abadi dan pemerintah provinsi Anbar, kita sekarang bersama dengan Daesh, dan kita punya tiga hari. Jika permintaan untuk membebaskan perempuan Sunni dari penjara tidak dipenuhi, kita semua akan dibunuh, ”kata salah seorang sandera.
Abadi mengumumkan kemenangan akhir atas IS pada bulan Desember tetapi kelompok itu masih beroperasi dari kantong di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan terus melakukan penyergapan, pembunuhan dan pemboman terhadap pasukan keamanan di seluruh Irak.
Ada serangan yang meningkat oleh kelompok itu dalam beberapa pekan terakhir, terutama di jalan raya yang menghubungkan ibukota Baghdad dengan bagian utara negara itu tempat A'maaq mengatakan orang-orang dalam video itu telah diculik.
"Kami memberi pemerintah Rafidah tiga hari untuk membebaskan semua tahanan Sunni dari penjara dengan imbalan melepaskan para murtad ini, atau nasib mereka akan mengikuti pendahulu mereka," kata salah satu dari orang-orang bersenjata itu. (st/MeMo)