KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Taliban pada hari Selasa (10/7/2018) mengecam Konferensi ulama Internasional di Arab Saudi, dengan mengatakan tidak seorang pun yang berhak menyebut mereka teroris.
Arab Saudi dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah menyelesaikan persiapan untuk menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Cendekiawan Muslim tentang Perdamaian dan Stabilitas di Republik Afghanistan di Jeddah dan Mekah pada 10 dan 11 Juli.
Sekitar 110 ulama dari lebih dari 36 negara Muslim, termasuk Afghanistan, Pakistan, Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Sudan dan Tunisia, berpartisipasi dalam konferensi tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Taliban mengatakan jihad yang sedang berlangsung di Afghanistan bukanlah perang di antara warga Afghanistan atau konflik di kalangan Muslim. Perang ini dimulai 17 tahun lalu ketika Amerika menginvasi Afghanistan dan dengan demikian warga Mujahid Afghanistan meluncurkan jihad, kata kelompok itu.
Pernyataan itu menambahkan pentas perang baru - yang diumumkan direncanakan oleh Presiden Donald Trump - sedang dieksekusi di Afghanistan. Pasukan Afghanistan tidak dapat mengubah perang karena mereka tidak independen, tambahnya.
“Imarah Islam Afghanistan bukanlah kelompok pemberontak atau teroris. Ini mewakili 30 juta warga Afghanistan dan telah berjuang untuk Islam dan kemerdekaan,” kata pernyataan itu.
Akan tidak adil dan irasional untuk menyebut suatu bangsa dengan sejarah yang hebat sebagai teroris dan pemberontak. Tidak ada yang berhak melakukan ini, kata gerakan itu.
"Mengingat point-point di atas, jika seseorang masih menamai negara mujahid ini sebagai teroris, mereka akan terlibat dalam invasi agresor dan penindasan Amerika terhadap Muslim."
Pernyataan itu menyerukan kepada para peserta konferensi Islam untuk berdiri bersama rakyat biasa Afghanistan dan mendukung perjuangan mereka yang benar. (st/kp)