GHAZNI, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Pertempuran sengit sedang berlangsung di ibukota provinsi Ghazni di Afghanistan menyusul serangan oleh pejuang Taliban, dengan tembakan dan ledakan terdengar di seluruh kota dan penduduk diminta tetap tinggal di dalam rumah.
Pejabat dan saksi mengatakan hari Jum'at (10/8/2018) pejuang bersenjata berat telah menguasai bagian-bagian dari pusat kota, dari mana mereka menembaki gedung-gedung dan area bisnis.
Ghazni di Afghanistan tengah merupakan kota strategis yang berada di jalur utama antara ibukota Kabul dan Afghanistan selatan. Bentrokan dimulai semalam, memaksa pihak berwenang menutup jalan raya yang menghubungkannya dengan Kabul, 150 km ke arah timur laut.
Taliban mengeluarkan pernyataan yang mengatakan telah menangkap sebagian besar gedung-gedung pemerintah dan bahwa "sejauh ini 140 pasukan musuh telah terbunuh atau terluka."
Penduduk mengatakan listrik telah diputus ke daerah itu sejak pertempuran meletus, dengan Taliban menggunakan pengeras suara di masjid untuk memperingatkan warga agar tetap tinggal di rumah mereka.
Serangan terhadap Ghazni datang di tengah meningkatnya tekanan pada Taliban untuk menyetujui pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri perang 17 tahun.
Kelompok ini sejauh ini mengabaikan tawaran Presiden Ashraf Ghani tentang negosiasi perdamaian tanpa syarat meskipun perwakilannya bertemu dengan pejabat AS di Qatar bulan lalu.
AS telah menolak negosiasi langsung dengan Taliban sebelumnya tetapi dalam perubahan kebijakan, Menteri Luar Negerinya Mike Pompeo mengatakan pada bulan Juni bahwa Washington siap untuk "mendukung, memfasilitasi dan berpartisipasi" dalam pembicaraan.
The New York Times melaporkan bulan lalu bahwa pemerintahan Trump telah memerintahkan diplomat untuk mencari pembicaraan langsung dengan Taliban yang digulingkan dari kekuasaan pada 2011 menyusul invasi AS yang telah menyebabkan pendudukan negara itu hingga hari ini.
Serangan terhadap Ghazni adalah upaya terbaru Taliban dalam serangkaian upaya selama tiga tahun terakhir untuk merebut pusat-pusat kota.
Pada bulan Mei, kelompok itu meluncurkan serangan serupa pada Farah dan nyaris mengepung kota di Afghanistan barat.
Pada hari Kamis, para pejabat mengatakan mereka telah menemukan 40 mayat tentara Afghanistan di sebuah pangkalan militer yang pejuang Taliban serbu pekan lalu di provinsi Uruzgan yang diperebutkan.
Seorang kepala distrik mengatakan sejumlah anggota pasukan keamanan masih hilang, karena berita tentang serangan itu hanya mulai tersaring.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan 46 anggota pasukan keamanan Afghanistan tewas dalam bentrokan Uruzgan.
Pasukan keamanan telah menderita banyak korban ketika mereka melawan Taliban. Pengamat Kongres AS, SIGAR, mengatakan dalam sebuah laporan tahun lalu, kerugian itu "sangat tinggi" tetapi pihak berwenang tidak lagi merilis data korban secara keseluruhan. (st/ptv)