ANTAKYA, TURKI (voa-islam.com) - Seorang wartawan Jepang telah dibebaskan dari penjara Hay'at Tahrir Al-Sham di Suriah utara setelah disandera selama lebih dari tiga tahun, BBC melaporkan pada hari Selasa (23/10/2018).
Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa pemerintahnya telah diberitahu oleh pemerintah Qatar tentang pembebasan wartawan Jepang tersebut di Suriah.
Sekretaris Kabinet Jepang mengatakan bahwa dia percaya wartawan itu adalah Jumpei Yasuda, yang disandera oleh jihadis di Suriah utara pada Juni 2015.
"Mengingat berbagai informasi, kami percaya bahwa orang itu sangat mungkin menjadi Tuan Yasuda," kata Suga, menambahkan bahwa istri jurnalis sudah diberitahu.
Yasuda, 44 tahun, hilang pada Juni 2015 setelah dia menyeberang ke provinsi Idlib Suriah dari negara tetangga Turki untuk meliput perang di negara Arab tersebut.
Dia kemudian disandera oleh pejuang Jabhat Fateh al-Sham (JFS) yang menjadi salah satu faksi utama yang membentuk HTS. Para jihadis tersebut dilaporkan menuntut tebusan $ 10 juta untuk pembebasannya.
Pada Maret 2016, rekaman seorang pria yang diyakini sebagai Yasuda membacakan pesan bahasa Inggris kepada keluarganya dan negara asalnya diposting secara online
Dua bulan kemudian, video lain diunggah. Ini menunjukkan seorang pria berjenggot yang tampaknya adalah wartawan yang hilang memegang selembar kertas dengan pesan tulisan tangan yang mengatakan dalam bahasa Jepang, “Tolong bantu. Ini adalah kesempatan terakhir saya. "
Juli lalu, dua video diposting online di mana seorang pria yang diyakini sebagai Yasuda meminta bantuan.
Di salah satu dari mereka, pria itu terlihat mengenakan jumpsuit oranye dan berlutut di depan dinding, ketika dua pejuang berpakaian hitam mengenakan topeng balaclava berdiri di belakangnya memegang senapan mesin.
Jurnalis Jepang itu sekarang telah dipindahkan dari Provinsi Idlib ke sebuah kota Turki, Antakya dan bahwa para pekerja Kedutaan Jepang sedang menuju ke sana. (st/ptv,AMN)