View Full Version
Senin, 25 Feb 2019

Qatar: Kepala Politik Taliban Mullah Baradar Akan Pimpin Pembicaraan Damai dengan AS di Doha

DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Putaran pembicaraan damai terbaru antara Amerika Serikat dan Taliban akan dimulai di Doha pekan ini dan termasuk kepala politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar, Qatar mengatakan pada hari Ahad (24/2/2019), meskipun laporan sebelumnya menunjukkan ketidakhadirannya.

Pembicaraan itu diperkirakan akan berpusat di sekitar gencatan senjata untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika dan penarikan pasukan asing dari Afghanistan, dan diperkirakan akan dimulai pada 25 Februari, menurut sumber-sumber diplomatik.

Para pejabat AS tertarik untuk bernegosiasi dengan Baradar, berharap co-founder Taliban dan veteran militer itu akan menambah momentum dan memiliki kekuatan untuk membahas masalah-masalah sulit seputar akhir perang 17 tahun.

Baradar dibebaskan dari penjara Pakistan pada Oktober dan pengangkatannya secara luas dipandang sebagai tanda dorongan baru oleh Taliban untuk keluar dari bayang-bayang politik dan diplomatik.

Pembicaraan akan dipimpin oleh pihak AS oleh Perwakilan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad, kata pernyataan kementerian luar negeri.

Pejabat AS mengatakan bahwa pembicaraan bulan lalu di Doha telah melihat kemajuan paling signifikan hingga saat ini, tetapi poin-poin utama tetap ada selama waktu gencatan senjata.

Taliban telah mengecam upaya pemerintah Afghanistan baru-baru ini untuk berpartisipasi, serta tawaran oleh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani untuk membuka kantor Taliban di Afghanistan, dengan kelompok itu malah mendorong pengakuan internasional atas kantor Dohanya.

Sekitar 14.000 pasukan AS berbasis di Afghanistan sebagai bagian dari misi NATO yang dipimpin AS untuk melatih, membantu, dan memberi nasihat kepada pasukan Afghanistan. Beberapa pasukan AS juga melakukan operasi kontra-jihadis.

Dorongan untuk perdamaian datang ketika Taliban, yang digulingkan dari pemerintahan sah mereka oleh pasukan pimpinan AS pada tahun 2001, telah melakukan serangan hampir setiap hari dan mengendalikan atau memperebutkan distrik di hampir setengah negara.

Kehadiran pasukan asing di Afghanistan telah berkurang tajam sejak puncaknya di lebih dari 130.000 tentara termasuk 100.000 orang Amerika pada tahun 2010. Lebih dari 2.300 orang Amerika tewas di Afghanistan dan lebih dari 1.100 tentara dari lebih dari dua lusin negara sekutu, termasuk 450 lebih tentara Inggris.

PBB, yang telah menghitung kematian warga sipil sejak 2009, telah menghitung hampir 30.000 pada 2017. Puluhan ribu anggota pasukan keamanan Afghanistan dan sejumlah jihadis juga tewas.  (st/AFP)


latestnews

View Full Version