View Full Version
Ahad, 08 Jan 2012

Sekolah LDK se-Jakarta Depok & Bekasi Upgrade Kemampuan Aktivis Islam

JAKARTA ( voa-islam.com) – Mahasiswa Islam, khususnya aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) harus punya perencanaan yang hebat untuk mengumpulkan kekuatan besar, agar target yang ditentukan menuju masyarakat (kampus) yang madani bisa tercapai dengan kesuksesan besar pula.

Demikian pernyataan Topan Bayu Kusuma, Ketua  Nuansa Islam (SALAM)  UI, dalam salah satu acara diskusi yang diadakan oleh Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) bertajuk  “Sekolah LDK  se-Jadebek (Jakarta, Depok, Bekasi)’ yang  berlokasi di Universitas Mercu Buana (UMB), Jakarta, Kamis (7/1/2012).

“Salah satunya dengan ‘menyusup’ ke organisasi atau UKM-UKM. Dengan memegang tiap lini, lebih lagi menjadi pemimpin,  misal menjadi Ketua Senat atau BEM, maka kita akan mudah memberikan pengaruh kepada orang lain, merekrut kader dakwah sebanyak mungkin akan berjalan dengan baik,”lanjut ikhwan kalem, yang duduk di samping sang moderator, Jefry Pratama dari LDK Alkhawarizmi Binus yang Koordinator Media Center FSLDK.

Kampus itu, lanjutnya, tak jauh beda dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya hampir  70% adalah beragama Islam namun jauh dari nilai-nilai Islam. “Secara simbolik sudah tergambar di negara kita,  logo kenegaraan kita banyak yang memakai simbol-simbol yang tak islami. Memakai symbol dari Bali, misalnya,” ujarnya bersemangat.

Sementara itu, Jaka Nugraha, Ketua LDK Al Faruq Universitas Mercu Buana (UMB) 2011, menilai pola kelanjutan perekrutan mahasiswa perguruan tinggi swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sangat berbeda. “Kalau PTN seperti UI kan kebanyakan kadernya sudah menjadi  aktivis  dakwah sejak masih sekolah sementara PTS hampir kebanyakan kadernya baru terjun dunia dakwah ketika masuk kampus,” ucap sang tuan rumah itu.

Pada awalnya, imbuh mahasiswa jurusan broadcasting semester akhir itu, memang susah melakukan pendekatan pada kader yang masih ammah (awam, red) tentang dunia dakwah kampus.  Ketika mereka  sudah mateng dan kebentuk, mereka sudah ‘terlanjur’ menjadi mahasiswa akhir. Praktis, masa tugasnya hanya sebentar saja.

Dalam kesempatan itu pula disinggung perihal tentang fenomena aktivis dakwah di mana keberhasilan berdakwah dan keberhasilan akademik sering berbanding terbalik.

“Memang saya akui, tidak sedikit aktivis dakwah yang akademiknya merosot, seperti masa belajar di bangku kuliah yang molor, tidak lulus-lulus. Namun, saya yakin mereka punya skala prioritas dakwah. Bila kuliahnya agak terbengkalai dan berat pada kegiatan dakwahnya yang membuahkan hasil,  alasannya bisa diterima. Nah, kalau kuliah terbengkalai dengan alasan sibuk berdakwah, namun sama sekali tak membuahkan hasil itu yang perlu dipertanyakan,” ujar Ketua FSLDK Jadebek, Marjuki Khalifaturrahman.

Acara Sekolah LDK Jadebek itu berlangsung dari hari Sabtu, 7 Januari 2012  hingga Ahad, 8 Januari 2012. Acara tersebut dihadiri oleh LDK BINUS, UIJ, UI, Yarsi, BSI, UNJ, APP, Mercu Buana, Budi Luhur, Gunadarma, Bani Saleh, STIKES MH. Thamrin, STIS, STT PLN, STEI SEBI, TRISAKTI, UNAS, UNSADA, STEKPI. Juga hadir tamu dari Bandung Gamais ITB dan masih banyak bintang tamu yang lainnya.

“Tujuan acara ini untuk menghimpun aktivis LDK se-Jadebek agar bisa berbagi pengalaman yang ada di LDK masing-masing, selain itu juga untuk upgrade kemampuan mereka. Maka dari itu namanya Sekolah LDK, konsepnya seperti sekolah,” jawab Juki—panggilan akrab Marjuki Khalifaturrahman, salah satu panitia acara ketika ditanya perihal tujuan diadakannya acara tersebut. [Muhammad Sholich Mubarok]


latestnews

View Full Version