View Full Version
Selasa, 03 Apr 2018

(Video) Wawancara dengan Relawan Kemanusiaan Ihsanul Faruqi; Suriah Nasibmu Kini

Konflik Suriah sudah memasuki tahun ketujuh. Namun tanda-tanda konflik ini akan berakhir sepertinya masih jauh dari harapan. Kalau dulu konflik Suriah hanya antara pejuang melawan Bashar namun sekarang konflik tersebut juga terjadi di sesama pejuang anti Bashar.

Bagaimana harusnya umat Islam sekarang memandang konflik Suriah? Berikut wawancara voa-islam.com dengan relawan kemanusiaan Ihsanul Faruqi:


Konflik Suriah sepertinya tidak berujung dan malah membingungkan umat karena sesama pejuang saling serang? Bagaimana seharusnya umat bersikap?

Sebagaimana yang kita tahu konflik di Suriah atau jihad lah kita membahasakannya sudah berlangsung masuk tahun ketujuh. Masa-masa nostalgia sudah terlewati di mana dulu antar pejuang antar kelompok jihad ini saling berkerjasama dan hari ini kita melihat kenyataan yang menyakitkan di mana di antara pejuang ini terjadi saling serang, saling clash bahkan saling bunuh. Tetapi yah di sisi ini kita memang sedih tapi di sisi lain, kalau saya membahasakan ini adalah tamhiz (seleksi) dari Allah. Jadi bagaimana nanti Allah pilih lagi dari sekian banyak pejuang dan Allah pilih lagi pejuang yang terbaik, pejuang yang paling ikhlas sehingga nanti di Syam itu betul-betul yang tersisa adalah mujahidin-mujahidin yang terpilih.

Adapun konflik itu (sesama pejuang) sikap kita sebagai orang yang jauh dari medan jihad Suriah, maka kalau saya sendiri bersikap dengan teman-teman adalah mendoakan mereka agar dilembutkan hatinya oleh Allah, disatukan barisannya oleh Allah Taala agar bisa bekerjasama kembali seperti yang dulu-dulu.  Dan kita tidak larut karena kalau kita larut dalam urusan konflik mujahidin, kita akan lemah dalam membantu Suriah. Kami sendiri mendoakan agar mereka segera bisa menyelesaikan masalahnya dan kita di sini terus bisa berbuat sehingga kita tidak terbebani dengan adanya perpecahan serta perselisihan yang ada di bumi Syam antara kelompok jihad di Suriah.

Ghouta menjadi ladang pembantaian rezim, namun mash banyak pihak yang menganggap itu hanya propaganda hoax dan tidak benar bagaimana harusnya kita melihat hal tersebut?

Jadi penyaringan Allah itu bukan hanya kepada para pejuang yang memang berada di garis depan garis pertempuran, tapi termasuk kepada orang-orang yang membantu dari jauh, baik mereka yang bergerak di lembaga kemanusiaan atau mereka yang selama ini memantau perkembangan Suriah. Mungkin karena kejenuhan atau karena melihat konflik dan sebagainya hingga membuat mereka futur hingga akhirnya tidak mau membantu Suriah (lagi), ini adalah sesuatu yang salah. Karena seandainya kita tidak mau terlibat dalam konflik di sana, yang jelas di sana masih terjadi pembantaian terhadap Ahlussunnah dan ini masih menjadi kewajiban kita untuk menolong mereka.

Antum ga usah urusin konflik (sesama pejuang, red), urusin saja Ahlussunnah yang di sana, bagaimana membantu anak-anak di sana, bagaimana membantu sekolah mereka sehingga kita harapkan mungkin setelah ini berlalu, dari anak-anak inilah insyaAllah Allah akan kembalikan Syam itu kepada pangkuan Ahlussunnah, jadi seperti itu.

Melihat konflik Suriah sekarang, banyak yang awalnya mendukung perjuangan kaum muslimin di sana, saat ini menjadi antipati ataupun tawaquf karena kesimpangsiuran info. Anda sebagai orang yang pernah di Suriah bagaimana memberikan penyadaran ke umat?

Sangat-sangat disayangkan ketika yang berbicara (menuduh, red) hoax ini adalah mungkin sebagian dari saudara-saudara kita. Kalau yang berbicara bahwa peristiwa di Suriah hanyalah propaganda kebohongan itu adalah orang Syiah, yah itu memang makanannya mereka dan itu sudah terjadi berulang-ulang, bagaimana mereka memanipulasi data di lapangan dan seterusnya.

Dan saran saya kepada teman-teman yang menganggap ini adalah hoax, ga usahlah kita mengambil sumber dari kaum "radikal", dilihat saja dari media-media mainstream, media luar negeri seperti Time atau Telegraph atau langsung ke PBB, rilisan dari PBB yang mengurusi urusan kemanusiaan. Ini kan jelas ternyata.

Kalau dibahasakan sebenarnya informasi ini mutawatir. Jadi hanya orang-orang yang tidak mau tahu atau emang orang-orang yang di hati nya ada penyakit yang mengatakan bahwa apa yang terjadi di Suriah terutama Ghouta itu adalah sebuah kebohongan karena bukti sudah bertumpuk-tumpuk.

Baru-baru ini ustadz Abdul Somad dituduh tidak mengerti apa-apa soal Suriah oleh pihak-pihak yang mengaku Alumni dan pelajar Syam dan menganggap isu Suriah hanya jualan pihak tertentu. Apa tanggapan anda?

Saya melihat ustadz Abdul Somad Hafizhahullah semoga Allah menjaga beliau, saya memberikan apresiasi. Masya Allah itu keberanian beliau. Beliau ini bersikap mungkin bertolak belakang dengan komunitasnya dalam tanda kutip.

Jadi sebenarnya ini bukan statemen yang baru dari ustadz Abdul Somad karena beliau sudah pernah ditanya dan membuat statemen bahwasanya beliau ini bersama perjuangan Ahlussunnah Suriah.

Adapun yang dibantah oleh pelajar-pelajar yang mengatakan sedang di sana dengan mengatakan setiap hari setiap detik mereka di sana, mereka tahu ini dan itu. Kalau alasannya seperti itu, toh saya juga sama, saya satu tahun di sana. Bedanya mereka hidup di bawah naungan rezim dapat suapan rezim dan memang di tempat mereka tidak ada konflik, tidak ada perang, tidak ada mortir, memang tempat aman. Jadi kalau mereka mengatakan tidak ada apa-apa mungkin benar, di tempatnya mereka. Tetapi seandainya, kalau saya membahasakan, cobalah jalan-jalan, jangan di situ terus di tempat mereka, jalan ke Idlib barang seminggu, Ghouta barang seminggu, ke Aleppo barang seminggu. Ke pinggiran kota Aleppo, di Dar'a, Dairu zhour, cobalah jalan-jalan kesitu. Hingga mereka tahu apa yang terjadi itu betul-betul ada pembantaian tidak seperti klaim mereka tidak terjadi apa-apa, aman saja atau bahkan menyalahkan rakyat Suriah. Karena track recordnya Bashar Assad yang sudah sedemikian parahnya seperti itu, bagaimana bisa kita memberikan pembelaan. Sementara di sisi lain, jangan kan mereka, orang kafir saja punya kepedulian. Mungkin antum masih ingat konvoi ke Aleppo. Dari Eropa mereka berjalan kaki untuk membela Aleppo dan di sisi lain kita juga melihat banyaknya lembaga-lembaga kemanusiaan non Muslim mereka masuk kesana di awal-awal konflik Suriah dulu untuk membantu medis dan seterusnya. Mereka membantu logistik kepada pengungsi yang ada pinggiran, perbatasan Turki atau bahkan sampai masuk ke dalam Suriah.

Lembaga kemanusiaan anda dituduh makan duit sumbangan (duit umat) dan yang menuduh malah menganjurkan menyalurkan sumbangan untuk Suriah ke Unicef. Bagaimana anda menilai hal ini?

Selama ini Alhamdulillah kita tidak pernah berkonflik secara kelembagaan dengan teman-teman yang juga bergerak di Suriah. Dan kami mengapresiasi mereka karena kami tahu keberadaan kami sendiri dan lembaga kami kecil tidak mungkin bisa menghandle sekian banyak masalah yang ada di Suriah, sekian banyak kebutuhan orang-orang Suriah. Makanya jika ada teman-teman yang bergerak melalui NGO manapun, sangat kita apresiasi dan kita pun sampai saat ini mengatakan silahkan menitipkan amanah dan donasinya kepada lembaga yang antum percayai. Jadi kalau percaya antum titipkan kesana, jadi tidak ada paksaan selama ini.

Dan adapun tiba-tiba ada oknum yang mengatakan jangan menitipkan (bantuan) kesana kesitu, orang ini majhul. Orang ini tidak diketahui track recordnya, napak tilasnya, apa yang sudah dia kontribusikan untuk Suriah, jadi ga perlu kita tanggapi serius. Apalagi kemarin sampai dia keceplosan ngomong disalurkan bantuan ke Unicef, ini kan betul-betul ga masuk akal. Ga masuk akalnya gini, di manakah aqidah al wala wal baro nya sebagai Muslim. Kalau toh dia berbeda komunitas, berbeda jamaah, tetapi kan sebagai sesama Muslim di situ ada ikatan namanya iman, ikatan aqidah dan seterusnya. Kok bisa merekomendasikan lembaga yang diurusi oleh orang-orang kafir dan berkasus, silahkan dilihat dan kasusnya banyak sekali, baik itu korupsi, kasus pelecehan seksual dst.

Saya menganjurkan kepada teman-teman NGO, kita kerjasama saja karena urusan Suriah ini urusannya besar dan akan panjang. Kita tidak usah saling jegal dan lebih baik saling mendukung saja. Jangan sampai sudahlah kita kecil tapi sikut-sikutan, kan ga baik itu.

Simak videonya:


latestnews

View Full Version