View Full Version
Selasa, 10 Jan 2012

Mahasiswa STEI SEBI Gelar Festival Nasyid untuk Palestina

JAKARTA (voa-islam.com) – Hari Jum’at (30/12/2011), Mahasiswa/i yang bergelut dalam ekonomi syariah, menyelenggarakan Perlombaan Nasyid di kampus STEI SEBI. Perlombaan nasyid ini, diselenggarakan oleh ormawa STEI SEBI bernama SEBI Solidarity for Palestine (SSP). Pertandingan yang diadakan di aula STEI SEBI ini, melibatkan semua kalangan mahasiswa/i STEI SEBI.

Perlombaan Nasyid ini sendiri merupakan salah satu dari aneka lomba untuk Palestina. Aneka lomba tersebut, meliputi lomba desain, karikatur, jingle, nasi tumpeng, sampai lomba menggambar untuk anak-anak. Karena dalam sebulan penuh di bulan desember 2011 sampai 8 januari 2012, SSP mengadakan beragam acara Palestina. Tema yang diangkat dalam perlombaan nasyid untuk Palestina tersebut bertajuk ‘Symphony for Palestine’. Sehingga mengusung nasyid bertema Palestina.

Tujuan diselenggarakan perlombaan tersebut adalah selain untuk mengembangkan bakat terhadap seni musik, juga mengarahkan mahasiswa/i untuk peduli kepada rakyat Palestina. Nasyid memang menjadi salah satu pembangkit semangat. Seperti yang kita ketahui, musik nasyid menjadi salah satu media dakwah untuk mengingatkan kembali ke hadirat Allah SWT dan ajaran-ajaran islam sampai masalah Palestina. Sudah barang tentu aneka aliran nasyid dari akustik, acapella, sampai haroki, menjadi salah satu batu loncatan untuk memicu semangat kaum muslimin.

Kala itu, suasana kampus STEI SEBI masih dirundung hujan. Hawa dingin dan beceknya jalanan turut mewarnai suasana sore itu. Namun nampaknya mahasiswa-mahasiswa ekonom syariah itu masih semangat. Hal ini terlihat dari kedatangan mereka untuk menyemarakkan perlombaan nasyid untuk Palestina.

Ketika jarum menunjukkan pukul 5 sore, perlombaan nasyid dimulai dengan basmalah dan tilawatil Qur’an. Pada perlombaan nasyid tersebut, MC dipegang oleh Azmi selaku mahasiswa STEI SEBI. Dan untuk juri, berasal dari personel tim nasyid acapella senior STEI SEBI bernama Latansa. Mereka adalah saudara Asgaf dan Ridho.

Setelah masing-masing tim nasyid mendapatkan nomor urut tampil, maka pertandingan dimulai. Pada pertandingan kali ini, menghadirkan 5 grup nasyid. Penampilan nasyid pertama dibawakan oleh tim Nasyid JAI, dengan membawakan nasyid akustik dari Edcoustic berjudul ‘Pemuda Palestina’. Disela awal bernyanyi dan di pertengahan penampilannya, alunan musik diselingi bait puisi oleh salah seorang personel bernama Galih.

“Aku ingin bernyanyi tentang Palestina..., dengan nada-nada menyerupai suara bom. Dengan lirik-lirik tebal..., alunan simphony yang anti peluru. Aku ingin bernyanyi tentang palestina..., dengan peluru yang mengukir nada-nada seperti puing. Dengan ledakkan yang menumbangkan simphony..., sampai ke akarnya,” ungkap Galih dalam bait puisi indahnya.

Peserta selanjutnya adalah tim nasyid Grid yang membawakan nasyid akustik ciptaannya sendiri, berjudul ‘Planetku yang telah lama kukenal’. Nasyid tersebut ternyata cukup bagus, sehingga membuat dewan juri memberikan acungan jempol akan liriknya dalam penampilannya.

Kemudian tim nasyid ke-3 adalah tim nasyid Mawasatul Jihad. Tim nasyid ini sendiri beraliran haroki, dan sempat pernah mengisi acara palestina yang diselenggarakan SSP yaitu Seminar Palestina. Nasyid Mawasatul Jihad itu, mencoba membawakan nasyid dari Shaurotul Harokah berjudul ‘Bingkai Kehidupan’. Dengan penampilan yang berjumlah 4 personilnya, nasyid haroki yang dibawakan, dirasa cukup baik oleh dewan juri.

Kemudian peserta ke empat adalah tim Nasyid Kelas 2011 C, yang beranggotakan 2 orang. Tim nasyid yang belum memiliki nama ini, membawakan nasyid akustik berjudul ‘Ibu’ dari Saka. Nasyid yang umum didengar ini memang sedikit menyedot perhatian penonton untuk menyimak setiap lirik musiknya.

Dan peserta lomba nasyid terakhir sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa STEI SEBI, yaitu tim nasyid Al Fath Voice. Tim nasyid akustik senior STEI SEBI ini, memang mempunyai keistimewaan tersendiri dalam membawakan nasyidnya. Dengan vokal diisi saudara Saprudin, kali ini Al Fath Voice membawakan nasyid berjudul ‘Menjadi Diriku’ dari Edcoustic. Dengan nasyid yang sudah tidak asing di telinga manapun, Al Fath Voice menghipnotis penonton ikut menyanyi bersamanya. Selesainya, dewan juri bersama penonton memberikan applause kepada tim nasyid ini.

Adapun karena semua peserta tim nasyid yang telah semuanya tampil, perlombaan nasyid untuk Palestina yang cukup meriah ini, ditutup dengan hamdalah dan doa kafaratul majelis. Tak lupa, panitia memberikan kenang-kenangan kepada dewan juri yang telah hadir. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari pertandingan kali ini, di antaranya agar rutin dalam latihan nasyidnya, dapat mengatur harmonisasi serta nada suara, dan sebagainya. Semoga nasyid yang menyuarakan islam, menjadi lebih baik dan berkembang lagi di Indonesia ini. Allahu Akbar! [Danu Wijaya, Ormawa SSP (Sebi Solidarity for Palestine) STEI SEBI Jakarta]


latestnews

View Full Version