View Full Version
Rabu, 11 Jan 2012

Film Tears of Gaza di Maskam UNDIP Menguras Air Mata Aktivis Islam

SEMARANG (voa-islam.com) – Tears of Gaza, sebuah film besutan Vibeke Lokkeberg sutradara asal Norwegia begitu memukau sekaligus menguras air mata khalayak ramai yang hadir di Masjid Kampus Universitas Diponegoro pada Selasa sore (10/1). Acara yang digawangi INSANI UNDIP beserta Shabat Al-Aqsa dan ICMI Korwil jateng ini berlangsung khidmat.

Acara tersebut merupakan salah satu touring Sahabat Al-Aqsa dalam rangka mengumpulkan semangat dan bantuan bagi warga Gaza Palestina. Dalam roadshow di Semarang kali ini, hadir aktivis yang ikut dalam konvoi Freedom Flotilla kapal Mavi Marmara, Dzikrullah Wisnu Pramudya beserta istri beliau Santi Soekanto.

Gaza memang menjadi perhatian dunia, terutama setelah serangan keji Zionis Israel selama 22 hari. Begitu banyak simpati datang, tidak hanya dari umat Islam semata, bahkan aktivis kemanusiaan berlatar belakang Nasrani dan Yahudi pun tergerak hatinya untuk memberikan bantuan pada rakyat Gaza. Pada akhirnya mereka ini tergabung dalam konvoi kemanusiaan Freedom Flotilla.

Acara nonton bareng film Tears of Gaza ini membuat masjid Kampus UNDIP penuh sesak, membuktikan antusiasme mahasiswa dan masyarakat sekitar yang begitu besar. Dalam sambutannya ketua INSANI UNDIP, Ferry Rahman menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini akan terus digalakkan. “Kita sadar bahwa membela dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina bukan semata tugas umat islam, karena tragedi ini oleh seluruh dunia telah dianggap sebagai bencana kemanusiaan. Jadi ke depan kita akan berusaha menggandeng berbagai pihak untuk memberikan perhatian lebih pada permasalahan Gaza dan Palestina”, terangnya.

Suharnomo, perwakilan ICMI menerangkan bahwa isu-isu Palestina ini akan terus digarap di kalangan kampus dan profesional. “Harapannya adalah kontribusi kita tidak semata sumbangan dan doa, kita ingin para pengambil kebijakan di Indonesia ke depan bisa lebih besar lagi peran sertanya dalam ikut serta membebaskan Palestina”, jelasnya. Memang geliat pemerintah Indonesia sedang di sorot, terutama setelah pembatalan pemberian bantuan untuk rumah sakit Indonesia di Gaza.

Dzikrullah dalam acara tersebut bercerita terkait kondisi Gaza saat ini. Menerangkan bahwa revolusi timur tengah telah membawa angin perubahan luar biasa. “Saat ini Gaza mengalami kemajuan, terutama setelah Housni Mubarak jatuh. Bisa kita lihat Ismael Haniyya, perdana menteri  Palestina di Gaza, akhir-akhir ini bisa keluar dan melakukan lawatan ke Turki, Mesir, Tunisia dan maroko”, terangnya. Dalam acara ini, terkumpul donasi untuk Gaza sebesar 7 juta rupiah. [Ibnu Dwi Cahyo]


latestnews

View Full Version