View Full Version
Jum'at, 20 Jan 2012

SEBI Solidarity for Palestine: Peduli Palestina Membawa Berkah

KEGIATAN bedah buku menjadi salah satu unsur penting dalam menguasai ilmu pengetahuan. Sudah banyak kegiatan bedah buku yang sering diselenggarakan oleh semua kalangan masyarakat Indonesia. Karena dengan membedah buku karya seorang ilmuwan atau seorang terkemuka, dapat membuat pemahaman setiap manusia lebih baik. Oleh karena itu, sudah jadi tren saat ini untuk melengkapi wawasan dengan melakukan kegiatan bedah buku.

Namun, pernahkah kita berpikir untuk perlu melakukan kegiatan bedah buku tentang buku-buku islam karya tokoh islam atau ulama? Terlebih buku-buku Palestina? Ya, kegiatan itu tentu haruslah ada, karena pasti mempunyai manfaat yang banyak. Terutama dalam menggali makna ajaran-ajaran dan buah pemikiran islam yang benar, termasuk masalah Palestina. Jawaban itu harusnya tertanam dalam hati setiap insan yang mengaku agama islam.

Oleh karena itu, banyak organisasi atau elemen islam berusaha menyelenggarakannya, tak terkecuali ormawa kampus STEI SEBI yang fokus terhadap masalah Palestina. Ormawa tersebut bernama SSP (SEBI Solidarity for Palestine). Sebagai ormawa yang sudah malang melintang dalam kegiatan Palestina, SSP menyelenggarakan kajian Bedah Buku (minggu pagi, 1/1/2012). Tak lain, untuk membahas lebih jauh segala permasalahan tentang Palestina.

Pada kesempatan kali ini, buku yang dibedah adalah buku karya ulama Palestina, Syaikh Dr Muhsin Muhammad Saleh berjudul “Fakta dan Prinsip Seputar Permasalahan Palestina.” Buku itu sendiri telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina). Di acara ini sendiri, SSP langsung mengundang pembicara dari tim penerjemah buku KNRP tersebut, bernama Ust. Amrozi, Lc.

Cuaca minggu pagi yang agak dingin, nampaknya tak menyurutkan langkah peserta untuk hadir dalam acara Bedah Buku SSP di kampus STEI SEBI. Tepat pukul 09.00 pagi, acara yang dibuka untuk umum ini, dimulai dengan pembukaan oleh Ketua Panitia dan Wakil Ketua SSP.

Pada pembukaannya, Gustani sebagai Wakil ketua SSP mengungkapkan rasa kagumnya kepada peserta yang bersedia datang. Karena di momen pergantian tahun baru ini, banyak orang-orang yang melakukan kegiatan kurang bermanfaat seperti begadang sampai pagi dan sebagainya. Gustani juga sempat menyatakan sikap, jika kita ingin peduli Palestina, maka kita harus mempalestinakan diri dahulu dengan bedah buku ini.

“Walaupun dalam keadaan libur, sedang menikmati tahun baru, dan di saat orang-orang sedang santai, begadang sampai subuh, tapi teman-teman bisa hadir di acara ini. Di Palestina sendiri mungkin pergantian tahun baru diselingi roket-roket dan bom. Terkait bedah buku yang membahas Fakta dan Prinsip seputar Palestina, mudah-mudahan diri kita mengetahui permasalahan Palestina lebih detail. Karena jika ingin mengurus masalah Palestina, diri kita harus dipalestinakan dulu”. Demikian kata Gustani dalam pembukaannya.

Setelah pembukaan, acara sempat diselingi hiburan dari penampilan Tim Nasyid Fish yang beraliran akustik. Kali ini, mereka  membawakan 3 buah lagu. Pertama berjudul Palestine in our heart, kedua berjudul Sedekah dari Opick, dan ketiga berjudul Riba. Suasana ruangan kala itu, langsung cair, karena peserta menikmati musik yang dibawakan.

Menapaki acara selanjutnya. Maka moderator dan pembicara telah siap. Acara tersebut dimoderatori oleh bapak Fahmi Syahbudi, SE sekaligus sebagai Dosen STEI SEBI. Pada pengantar pertamanya, bapak Fahmi Syahbudi mengatakan bahwa perjuangan kita membebaskan Palestina jangan hanya modal semangat saja, namun harus modal ilmu. Dan beliau juga membahas sedikit isi buku yang akan dibedah.

“Perlu kita ketahui, perjuangan membebaskan Palestina jangan hanya modal semangat saja, namun harus memiliki modal ilmu. Karena dengan ilmu, segala bidang yang terkait perjuangan Palestina adalah pasti perjuangan yang pasti kita tempuh. Palestina sendiri merupakan jantungnya umat Islam. Artinya apabila hilang jantungnya, maka otomatis akan mati. Adapun buku ini bercerita banyak tentang fakta-fakta sejarah Palestina, dan di akhir cerita juga diungkapkan bahwa kita ditakdirkan untuk membebaskan Palestina.” sahut bapak Fahmi dalam pengantarnya.

Selanjutnya ketika kesempatan berbicara diberikan kepada ustad Amrozi sebagai pembicara, maka peserta mulai menyimak pemberian materi bedah buku tersebut. Dalam Pembicaraan pertamanya, Ust. Amrozi Lc sempat mengapresiasi peserta yang bisa hadir di tengah pergantian tahun baru dan turunnya rintikan hujan. Setelahnya pembicara menyinggung lokasi Palestina yang strategis sebagai jantungnya umat islam.

“Para pendiri entitas Israel seperti Ben Gurione, Ariel Sharon mengatakan kalau anda ingin menguasai dunia, maka kuasailah Palestina. Karena itu merupakan jantungnya umat islam. Nah, kalau mereka punya pemikiran seperti itu, maka seharusnya umat Islam mempunyai semangat yang sama. Di mana kalau Palestina telah digenggam oleh orang-orang yang tidak suka islam, tentu mereka akan berusaha agar Islam itu tidak berkembang di dunia,” ungkap ustad Amrozi sebagai mantan sekjen KISPA

Kemudian Ust. Amrozi mengutarakan sedikit pengalamannya ketika diskusi bersama anggota dewan saat sidang terkait Palestina. Kala itu, anggota dewan sempat kaget ketika beliau memaparkan keanehan Israel yang menjadi anggota PBB, namun tidak mempunyai peta negara Israel.

“Memang seperti yang kita ketahui, Israel yang menjadi anggota PBB tidak mempunyai batas-batas wilayah. Sedangkan Palestina sebagai suatu negara malah tidak bisa menjadi anggota PBB, dan hanya jadi anggota UNESCO. Terlebih orang-orang barat yang tidak suka Islam, mengecamnya.” Cerita ustadz Amrozi.

Pembicara mengingatkan pula bahwa sebelum membahas isu Palestina sebagai isu Politik, isu ekonomi, atau isu agama, maka kita harus menganggap isu Palestina tersebut sebagai isu Aqidah. Kemudian pembicara banyak menyinggung keberkahan Palestina untuk memotivasi muslimin Indonesia agar peduli Palestina.

“Dalam surat Al-Isra ayat 1 dinyatakan bahwa Allah memberkahi negara Palestina dan sekelilingnya. Theodere Herlz seorang Yahudi dalam konferensi di Swiss menyatakan bahwa Yahudi akan mendirikan sebuah negara. Ketika di usulkan Argentina, roma, dan lain-lain, mereka menolak. Namun ketika palestina diajukan, semua peserta konferensi dari yahudi tersebut setuju. Palestina memang menarik Yahudi karena suasananya seperti hijaunya indonesia ini. Gunung yang hijau di sana malah jadi pemukiman Yahudi. Jadi memang Palestina itu indah,” ungkap ustadz Amrozi.

...Surat Al-Isra ayat 1 menyatakan bahwa Allah memberkahi negara Palestina dan sekelilingnya. Maka mufasir mengatakan apabila ada orang yang peduli dengan negeri itu, maka akan mendapatkan berkah juga..

“Maka mufasir mengatakan apabila ada orang yang peduli dengan negeri itu, maka akan mendapatkan berkah juga. Jadi keberkahan itu bisa jauh mengenai Indonesia ini. Dan keberkahan tidak bisa di ukur materi, karena keberkahan itu adalah membuat sesuatu menjadi cukup. Semisal di suatu kampung ada pencari kayu yang memiliki anak banyak, namun masih bisa menghidupinya. Jadi jangan bertanya apakah negeri ini kaya, miskin, berkembang, dan sebagainya untuk peduli Palestina. Sehingga kata keberkahan disekeliling itu, mencakup negara sekeliling dan negara yang jauh.” Tambah ustadz Amrozi

Selain itu, ustadz Amrozi menceritakan keagungan dan keistimewaan Palestina untuk menyemangati muslimin dalam mencari hikmah kepeduliannya.

“Dahulu selama 11 bulan kiblat umat Islam sempat menghadap ke masjid Al Aqsha. Masjid Al Aqsha sendiri adalah masjid kedua yang dibangun Allah dimuka. Di hari akhir, Palestina juga akan menjadi  terminal akhir manusia sebelum ke alam barzah. Jadi Palestina sebenarnya memiliki banyak hikmahnya, namun kita lalai akan mencarinya,” ungkap ustadz Amrozi

“Ada hikmah lain ketika Rasulullah dalam Isra’ Mi’raj. Seharusnya Rasul langsung ke Sidratul Muntaha, namun Allah ingin memberi pelajaran kepada umat islam tentang langkah Rasulullah ke Masjidil Aqsha. Banyak nabi-nabi lahir di Palestina, entah tinggal di sana, atau pergi ke sana,” tambah ustadz Amrozi.

Selesai memberikan materi dari ulasan pembahasan Bedah Buku karya Syaikh Muhammad Saleh, Ustadz Amrozi Lc menutup acara dengan menyemangati mahasiswa untuk lebih banyak berbuat untuk Palestina. Dan dengan hamdalah serta doa kafaratul majelis, acara Bedah Buku Palestina ditutup. Semoga semangat kaum muslimin untuk mengambil keberkahan hidup, bisa dengan berjuang atau minimal peduli terhadap Palestina. Allahu Akbar! [Danu, Mahasiswa STEI SEBI/[email protected]


latestnews

View Full Version