View Full Version
Kamis, 02 Feb 2012

Konser Amal Palestina: Perjuangan Kaum Perempuan bagi Palestina

Segala perjuangan perlawanan suatu bangsa yang sedang dijajah tentunya melibatkan semua pihak. Baik kaum laki-laki maupun perempuan ikut andil dalam perjuangan melawan penjajah. Pihak laki-laki angkat senjata dan berperang dengan gagah berani. Sementara pihak perempuan menjadi pendidik anak-anak yang baik, agar kelak anak-anak tersebut dapat meneruskan perjuangan bangsanya yang sedang dijajah.

Dahulu kita mengenal perjuangan kaum wanita yang dengan gigih membela bangsa Indonesia. Mulai dari perjuangan perempuan perkasa islam era Belanda seperti Cut Nyak Dien, sampai kisah perjuangan perempuan era modern seperti almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh. Mungkin sudah saatnya kita khususnya kaum hawa mempelajari kembali kisah perjuangan perempuan-perempuan yang hebat.

Pelajaran itu sendiri mungkin dapat diinspirasikan dari kisah perjuangan kaum perempuan Palestina yang saat ini sedang dijajah Zionis Israel. Kita mungkin telah banyak mendengar cerita perjuangan kaum ibu atau perempuan di Palestina. Mulai dari kesulitan bertahan hidup, mendidik anak-anaknya di tengah gempuran roket Zionis Israel, sampai meraih gelar syahidah di Palestina.

Kali ini sebuah kampus di bilangan kawasan Depok, mencoba menyelenggarakan suatu acara untuk memberikan kisah inspiratif tentang perjuangan perempuan terhadap Palestina. Kampus itu bernama STEI SEBI. Adapun kisah perjuangan perempuan tersebut tertuang dalam acara Konser Amal Palestina yang diselenggarakan ormawa STEI SEBI bernama SSP (SEBI Solidarity for Palestine) pada minggu pagi (8/1/2012).

Acara Konser Amal Palestina yang diselenggarakan oleh SSP ini merupakan acara puncak dari rangkaian acara Palestina yang diselenggarakan selama satu setengah bulan sejak desember 2011 sampai januari 2012. Rangkaian acara Palestina tersebut bernama Syahru Intifadhah (Syar’i) yang keempat. Tujuan utama dari acara Konser Amal Palestina adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap Palestina sekaligus menggalang donasi Palestina.

Dalam Konser Amal Palestina kali ini SSP bekerjasama dengan KNRP. Pada acara tersebut menghadirkan banyak bintang tamu yang cukup istimewa untuk mengisi orasi, tausyiah, dan hiburannya. Acara yang diadakan sejak pukul 09.00 sampai 15.00 WIB ini, terbuka bagi umum dan masyarakat sekitar.

Pada pembukaannya, acara sempat diisi dengan penampilan tim nasyid dari bintang tamu, yaitu Easy accapela. Dan ketika memasuki acara utama berupa orasi perjuangan, semua peserta nampak bersiap untuk mendengarkannya. Karena orasi kali ini akan dibawakan oleh ibunda Kingkin Annida dari lembaga Adara.

Di awal orasinya, ibunda Annida mengingatkan kepada semua hadirin yang hadir meniatkan kedatangannya ke acara konser amal semata untuk tujuan yang mulia yaitu lillahi Ta’ala dalam mengenal dan meningkatkan pemahaman terhadap Palestina.

“Kita tentu berkumpul di sini adalah untuk mengenal apa sih Palestina. Yang sudah mengenal tentu meningkatkan pemahaman terhadap saudara-saudara kita diPalestina. Dan yang sudah memahami, mencoba untuk menggelorakan semangat, menyatukan doa-doa kita, dan juga menggalang dana yang kita miliki untuk menolong mereka.” Terang ibunda Annida dalam awal orasinya.

Kemudian masih diawal orasinya, ibunda mengenang kebersamaannya dengan almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh. Kita sendiri mengetahui kiprah ustadzah Yoyoh Yusroh yang ketika hidup dahulu cukup terkenal dalam perjuangannya bagi Palestina, menjadi inspirasi bagi para aktifis perempuan Indonesia.

“Saya dahulu memiliki kesempatan bersama Ustadzah Yoyoh Yusroh, seorang aktivis Palestina yang luar biasa berhasil menembus Gaza. Suatu wilayah Palestina yang sulit ditembus kecuali bagi mereka yang memiliki azam yang kuat, memiliki ruhiyah yang kuat, dan tentu saja memiliki kekuatan dana. Beliau yang memiliki 13 putra-putri tentu menjadi inspirasi semangat kita,” tambah ibunda Annida yang memiliki ikatan sahabat dengan Almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh.

Selanjutnya, ibunda menyampaikan pesan almarhumah untuk menanamkan persaudaraan dan tidak menyakiti sesama muslim. Karena saat ini fitnah dan perpecahan yang merajalela ditubuh kaum muslimin membuat kita terlena dalam memfokuskan diri untuk membantu perjuangan pembebasan Palestina.

“Bahwa kita sesama muslim hendaknya bersaudara. Dan apabila kita punya teman atau saudara yang masih bersyahadat atas Allah, maka kita tidak perlu bermarah-marah kepada mereka, walau apapun telah menyakiti kita. Cukuplah kebencian, dan kemarahan kita tertuju kepada Zionis Yahudi Laknatullah. Kita lihat sendiri masjid Al-Aqsha saat ini masih dalam kekuasaan Zionis Israel, akibatnya mereka seenaknya membatasi kaum muslimin untuk shalat disana.” Terang ibunda Annida dengan nada keibuannya.

Ibunda Annida juga menceritakan semangat almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh dalam membantu perjuang Palestina yang luarbiasa. Bahkan ustadzah Yoyoh pernah melakukan tindakan luar biasa ketika menyerahkan donasi Palestina di Gaza. Hal inilah yang harusnya mendorong kaum perempuan untuk berbuat lebih bagi Palestina sebagai negeri para ambiya.

“Ustadzah Yoyoh Yusroh dengan semangatnya, menggalang anak-anak dan ibu-ibu untuk membantu perjuangan Palestina. Bahkan PM Palestina Ismail Haniya pernah menyatakan kekagumannya kepada Ustadzah Yoyoh, karena beliau mampu mengantongi dana Palestina dengan badannya. Karena peraturan ketika memasuki Gaza, tidak boleh membawa uang. Tetapi beliau dengan pertaruhan nyawa mampu membawa dana rakyat Indonesia untuk Palestina dibalik jubahnya, dan kerudungnya, sehingga dapat diberikan kepada Ismail Haniya” Terang ibunda Annida penuh semangat.

Sebagai seorang aktifis yang bersahabat dengan almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh, Ibunda Annida juga menjelaskan kiprah lembaga indonesia yang bernama Adara. Yang tak lain konsen terhadap memberi bantuan atau perhatian bagi anak-anak dan kaum perempuan Palestina.

“Kita sahabat-sahabat almarhumah Ustadzah Yoyoh Yusroh meneruskan perjuangannya dalam lembaga yang didirikan beliau bernama Adara Relief International. Jadi saya datang kemari untuk memberikan gambaran bahwa perjuangan Palestina itu tidak hanya dari kalangan laki-laki, tapi juga dari kalangan anak-anak, remaja, dan kaum perempuan. Bahkan jika cari tandingannya disini, maka  akan sulit.” Tambah ibunda Annida.

Diantara banyak cerita perjuangan kaum perempuan diPalestina, ibunda Annida menceritakan kisah unik pertolongan perempuan terhadap para pemuda Palestina yang terjebak di masjidil Al Aqsha.

“Pernah suatu ketika kaum perempuan mampu menolong para pemuda Palestina yang terjebak dimasjid Al Aqsha, karena telah dikepung Zionis Israel. Dengan strategi, pemuda ini didandani perempuan. Dengan diberi pakaian kerudung, dan jubah. Maka para tentara menjadi bingung karena tidak bisa membedakan mana yang laki dan perempuan. Sehingga para pemuda palestina tersebut bisa keluar.” Cerita ibunda Annida.

Di akhir orasinya, Ibunda menyimpulkan kinerja Adara Relief Internasional sebagai perjuangan yang fokus membantu terhadap anak-anak dan kaum perempuan Palestina.

“Oleh karena itu, kita dari Adara selalu membantu para wanita, dan keluarga-keluarga Palestina untuk bisa menghidupkan keluarga yang harmonis, serta membangun keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, agar mereka melahirkan anak-anak yang menyejukkan pandangan. Dimana anak-anak tersebut memiliki semangat dalam berjuang membela negeri Palestina nantinya.” Ucap ibunda Annida.

Ibunda Annida berpesan kepada semua hadirin untuk secara totalitas memberikan segala upaya dalam pembebasan Palestina dari cengkraman pembangkang nabi Allah yaitu Yahudi Israel.

“Sebaiknya bukan hanya doa, cerita, tulisan saja yang kita berikan bagi perjuangan Palestina. Tapi semua yang kita bisa berikan kepada Palestina. Baik berupa jiwa, darah apalagi cuman sekedar dana kita. Dan apabila kita berazam dalam diri kita untuk meminta kepada Allah untuk menjadi pembebas Al Aqsha, Palestina. Maka Insya Allah, cita-cita kita akan terwujud.” Pesan Ibunda Annida di akhir orasinya.

Alhamdulillah dengan orasi yang disampaikan ibunda Kingkin Annida, semua hadirin yang hadir khususnya kaum perempuan dapat mengambil pelajaran semangat perjuangan. Dan semoga kita semua bisa memaknai perjuangan para kaum perempuan diPalestina.

Seperti halnya kisah syahidah Ibunda Rim Shaleh ArRiyasyi yang masih berumur 22 tahun dari Palestina. Dimana dia berhasil menewaskan 4 orang serdadu Israel serta melukai sepuluh lainnya dalam aksi bom bunuh dirinya di pos pemeriksaan Israel. Padahal dalam surat wasiatnya, beliau masih ingin melihat anaknya tumbuh besar dan mengenakan gaun pengantin. Namun itu semua ditinggalkan demi Allah semata.

Semoga darah syahid para wanita perkasa Palestina menyemai semangat perjuangan islam dijiwa seluruh umat manusia didunia. Amin. Allahu Akbar Walillahi Hamd! [Danu Wijaya, STEI SEBI]


latestnews

View Full Version