View Full Version
Kamis, 22 Oct 2015

Menjadi Muslimah Yang mampu Mendobrak Peradaban Menuju Kejayaan Islam

 

SURAKARTA (voa-islam.com)- Saatnya Muslimah berperan aktif dalam menghidupkan dakwah dan peran serta memajukan masyarakat yang islami. Menjadi muslimah bukan penghalang untuk berjuang, akan tetapi wajib bagi muslimah untuk ikut berperan serta dalam memperbaiki negara yang kian hari kian rusak.

الْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلاَدِ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَتِ الْبِلاَدُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَتِ الْبِلاَدُ

“Wanita adalah tiang suatu negara, apabila wanitanya baik maka negara akan baik dan apabila wanita rusak maka negaranyapun akan rusak”

Itulah sabdaRasulullah SAW yang menjadilatarbelakang IMM Komisariat K.H Mas Mansur UniversitasMuhammadiyah Surakarta menyelenggarakan Seminar Kemuslimahan.

Acara yang mengambil tema “Muslimah Pendobrak Peradaban” ini berlangsung pada Ahad (18/10) merupakan salah satu program kerjaperdana yang digelardengankonsepacarakhususuntuk para muslimah.

Acara yang diselenggarakan di Gedung Seminar FakultasKedokteran UMS tersebut dihadiri oleh180 pesertaakhwatdariberbagaiusia. Dalam kesempatan luar biasa ini, turut hadir sebagai pembicara adalah Meyda Sefira selaku Duta ACT (Aksi Cepat Tanggap), Siti Aisyah selaku Pimpinan Pusat Aisiyah, dan Ninin Karlina selaku aktivis MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Centre).

Materi yang disuguhkan oleh para pembicara rupanya mampu menggugah daya tarik peserta yang bertanya-tanya bagaimana sesungguhnya Islam mengatur kiprah seorang muslimah ? dalam seminar yang mengulas ulang persepsi-persepsi masyarakat yang banyak menilai bahwa Islam adalah agama radikal yang mengharuskan para perempuan “bersembunyi di dalam” ini mampu memberikan jawaban bagi para peserta. 

Selaku Ketua Umum IMM Komisariat Pondok Internasional K.H Mas Mansur UMS, Ahmad Basyiruddin menyatakan bahwa jika dikaji kembali, Syari’at Islam tidak memberatkan umat namun umat juga harus tetap bertindak sesuai fitrahnya, karena perempuan tidak hanya menjadi subjek yang berlaku atau hanya objek yang mengalah, tapi mampu menjadi subjek yang bergerak sekaligus menjadi objek yang taat dan patuh syari’at.

Perempuan memiliki banyak peran tanpa harus menentang fitrahnya. Muslimah memiliki peran pokok dalam rumah tangga sesuai tugasnya melayani suami dan mendidik anak. Tapi muslimah juga harus bisa bergaul dan berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat agar dapat bermanfaat bagi manusia lainnya.Karenaperempuanadalahtiangsuatunegaradan di tanganperempuanlahnasibsuatukaumberada.

Setelah diisi penjelasan materi yang luar biasa, acara Seminar Kemuslimahan pun akhirnya ditutup dengan pembagiandoorprize berupa buku dan pernak pernik muslimah, hiburan dengan penampilan Meyda Sefira dan Lutfiah Hayatiselaku Duta ACT untukpenggalangan dana ditujukankepada saudara semuslim Syiria dan pendidikan kurang mampu di Indonesia, foto peserta bersama pembicara dan do’a.

Dari serangkaian acara Seminar Kemuslimahan ini, para peserta menyampaikan pendapatnya bahwa seminar ini cukup berbeda dan menarik karena membahas mengenai diri peserta sendiri, bagaimana mereka harus berkiprah sesuai Islam sehingga dapat diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.[basyir/protonema/voa-islam]

 
 

latestnews

View Full Version