View Full Version
Ahad, 05 May 2013

Takut Pembantaian Lanjutan oleh Milisi Syi'ah, Ratusan Muslim Sunni Mengungsi dari Banias

BANIAS, SURIAH (voa-islam.com) - Kelompok HAM melaporkan bahwa ratusan keluarga Muslim Sunni melarikan diri dari kota pesisir Banias Suriah takut pembantaian lanjutan yang akan dilakukan pasukan pemerintah dan milisi Syi'ah bersenjata pro Assad.

Ratusan keluarga Muslim Sunni melarikan diri dari kota pesisir Banias Suriah pada hari Sabtu, karena takut akan pembunuhan berkelanjutan setelah pasukan pemerintah dan milisi Syi'ah yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad membantai puluhan orang dalam semalam, menurut aktivis.

Para aktivis mengatakan pembunuhan di distrik Ras al-Nabaa Banias berlangsung dua hari setelah pasukan pemerintah dan milisi pro-Assad membunuh sedikitnya 50 warga Muslim Sunni di desa terdekat Baida.

Sebuah kelompokk pemantau, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, memposting online sebuah video yang menunjukkan mayat 10 orang yang dikatakan tewas di Ras al-Nabaa - setengah dari mereka adalah anak-anak.

Beberapa berbaring dalam genangan darah, dan satu balita tertutup luka bakar, pakaiannya hangus dan kakinya hangus.

Pemberontakan dua tahun terhadap empat dekade pemerintahan keluarga Assad telah dipimpin oleh Muslim Sunni yang merupakan penduduk mayoritas di Suriah, dan bentrokan sektarian dan pembantaian yang dilakukan pasukan pemerintah dan milisi Syi'ah terhadap warga Muslim telah menjadi semakin umum dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 70.000 orang.

Minoritas Alawit, sebuah cabang agama Syi'ah, sebagian besar telah berdiri di belakang Assad, yang juga berasal dari sekte Alawit.

Banias adalah kantong Sunni di tengah-tengah daerah mayoritas Syi'ah Alawit di pantai Mediterania Suriah, dan aktivis di daerah tersebut mengatakan milisi Syi'ah bersenjata yang setia kepada Assad melakukan pembersihan etnis.

"Saya memperkirakan bahwa ratusan keluarga pergi dan menuju ke kota-kota terdekat seperti Jableh dan Tartous," kata Rami Abdelrahman, kepala  Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris.

Mayat-mayat warga Muslim Sunni yang dibantai oleh pasukan bersenjata pro Assad di kota Banias. foto. AP/ENN.

"Tapi sekarang tentara di pos pemeriksaan di luar kota memaksa orang-orang kembali, memberitahu mereka untuk kembali ke Banias, bahwa tidak ada yang salah. Ada juga pengumuman yang keluar dari speaker-speaker masjid memberitahu orang-orang untuk kembali ke rumah."

Video lain yang diposting online oleh para aktivis menunjukkan apa yang mereka katakan adalah jasad 20 orang yang tewas dalam Banias semalam (3/5/2013), semuanya dari keluarga yang sama, termasuk perempuan dan sembilan anak.

Observatorium menyalahkan pembunuhan tersebut pada Pasukan Pertahanan Nasional (NDF), sebuah kelompok paramiliter baru yang sebagian besar terdiri dari para petempur dari kelompok minoritas Syi'ah pendukung Bashar Al-Assad.

Terlatih dan sering diarahkan oleh militer, NDF menggambarkan diri mereka sebagai kekuatan cadangan bagi tentara. Kelompok ini telah mengambil alih peran regionalisasi milisi Syi'ah Alawit yang lebih informal yang dikenal sebagai shabbiha, yang menjadi dalang pembantaian Muslim Sunni sebelumnya.

Pada hari Kamis Observatorium melaporkan dugaan pembunuhan di desa Baida, di luar Banias. Kelompok itu mengatakan telah mendokumentasikan nama-nama 50 orang yang tewas tetapi mereka yakin jumlah korban tewas akhir bisa antara 100 hingga 200 orang.

Kelompok tersebut, yang memiliki jaringan aktivis di Suriah, menolak untuk memberikan jumlah korban tewas akibat pembantaian di Banias.

Banias dan Baida adalah tempat dari beberapa bentrokan sektarian pertama, ketika milisi Syi'ah Shabiha menyerang unjuk rasa jalanan warga Sunni di beberapa bulan pertama pemberontakan, menewaskan beberapa orang.

Sementara itu kelompok pejuang Islam Sunni garis keras Ahrar Al-Sham menerbitkan sebuah video pada hari Sabtu dimana para pejuangnya meluncurkan roket-roket yang mereka katakan itu ditujukan ke desa Qurdaha, tempat kelahiran ayah Bashar Al-Assad, Hafez Al-Assad, yang memerintah Suriah selama lebih dari 30 tahun.

Mereka mengatakan serangan itu merupakan respon atas pembantaian terhadap Muslim Sunni di Baida dan Banias. (an/ahram)


latestnews

View Full Version