View Full Version
Selasa, 18 Nov 2014

Islamic State Tunda Eksekusi 7 Sandera Tentara Libanon

BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Islamic State (IS) di Irak dan Suriah telah menunda pelaksanaan eksekusi tujuh tentara Libanon setelah pemerintah Libanon sepakat untuk mencabut hukuman mati yang dijatuhkan kepada narapidana mujahidin di Penjara Roumieh.

"Beberapa panggilan dilakukan, dan ancaman telah ditunda," kata Menteri Kesehatan Wael Abu Faour kepada para wartawan setelah ia mengunjungi pengunjuk rasa di dekat kawasan Saifi Beirut yang menghalangi jalan untuk berdemonstrasi menentang IS. "Kami memperoleh tambahan waktu. Saya hanya bisa mengatakan bahwa kita memperoleh tambahan waktu, tidak lebih. "

Meskipun lebih dari satu menteri mengkonfirmasi ke Al-Akhbar bulan lalu bahwa "ada kesepakatan di kabinet untuk menolak teknik pemerasan yang penculik gunakan," pemerintah Senin memutuskan untuk berkompromi.

"Itu demi keluarga para tawanan bahwa pengadilan menurunkan hukuman dari vonis mati menjadi penjara seumur hidup," Anggota Parlemen Hadi Hobeish mengatakan kepada keluarga para prajurit yang diculik pada hari Senin, ketika ia mengunjungi lokasi protes mereka dengan sekelompok anggota parlemen.

Kantor Berita Nasional yang dikelola negara mengatakan hari Senin (17/11/2014) bahwa istri tentara yang diculik Khaled Hassan menerima telepon dari kelompok mujahidin memberitahukan bahwa tujuh tentara Libanon akan dieksekusi pada pukul 04:00 pagi hari Senin kecuali pemerintah Lebanon mencabut hukuman mati.

Keluarga para tawanan 'kemudian turun ke jalan sebagai protes dan menutup beberapa jalan dengan membakar ban, termasuk pintu masuk vital utara Beirut, dalam upaya untuk menekan pemerintah Libanon untuk mengambil tindakan pada waktunya.

Bahkan setelah menerima jaminan dari anggota parlemen, beberapa keluarga bersikeras untuk bertemu dengan Perdana Menteri Tammam Salam untuk mendapatkan "jaminan." Salam, bagaimanapun, sedang di luar negeri.

Bulan lalu Salam mengatakan pada sesi pertemuan kabinet bahwa "tidak ada jaminan" dan "tidak ada kemajuan saat ini dalam negosiasi" atas polisi dan tentara yang diculik.

Islamic State (IS) dan cabang Al-Qaidah Suriah, Jabhat Al-Nusrah masih menahan sekitar 28 tentara dan polisi Libanon dan yang mereka diculik selama pertempuran lima hari dengan tentara di kota timur laut Ersal di perbatasan dengan Suriah pada bulan Agustus.

Sejak itu, tiga tentara telah dieksekusi menyusul sikap pemerintah Libanon yang bertele-tele dalam negosiasi.

Sumber mengatakan kepada Al-Akhbar bahwa nasib para sandera tidak lagi berada di tangan mujahidin di wilayah Qalamoun, di mana tentara ditahan, tetapi di tangan pemimpin IS Abu Bakr al -Baghdadi. (st/akbar)


latestnews

View Full Version