View Full Version
Kamis, 15 Mar 2018

MBS: Saudi Akan Kembangkan Bom Nuklir jika Iran Melakukannya

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Dalam wawancara pertamanya dengan televisi AS, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan negaranya akan mengembangkan bom nuklir jika Iran melakukannya.

"Arab Saudi tidak ingin memperoleh bom nuklir, tapi tanpa keraguan jika Iran mengembangkan bom nuklir, kami akan menyusulnya sesegera mungkin," kata MBS kepada CBS dalam sebuah wawancara yang akan disiarkan pada hari Ahad.

Dalam sebuah pratinjau wawancara, yang dirilis pada hari Kamis (15/3/2018), putra mahkota itu ditanya mengapa dia membandingkan Ayatola Ali Kamenei dengan Adolf Hitler.

"Karena dia ingin memperluas. Dia ingin membuat proyek sendiri di Timur Tengah sangat mirip Hitler yang ingin memperluas (kekuasaannya) saat itu, "katanya.

"Banyak negara di seluruh dunia dan Eropa tidak menyadari betapa bahayanya Hitler sampai apa yang terjadi, terjadi. Saya tidak ingin melihat kejadian yang sama terjadi di Timur Tengah. "

Putra mahkota berusia 32 tahun, yang mengawasi serangkaian reformasi "modernisasi" di kerajaan tersebut, semula membandingkan pemimpin tertinggi Syi'ah Iran tersebut dengan pemimpin Nazi dalam sebuah wawancara dengan New York Times pada bulan November.

"Kami belajar dari Eropa bahwa ketentraman tidak berjalan. Kami tidak ingin Hitler baru di Iran mengulangi apa yang terjadi di Eropa di Timur Tengah," kata surat kabar tersebut mengutip perkataanya dalam sebuah artikel opini yang berjudul "Musim Semi Arab Saudi, akhirnya".

Kerajaan tersebut, yang terkunci dalam sebuah pergumulan untuk pengaruh dengan Iran di Timur Tengah dan sekitarnya, meningkatkan rencana untuk mengembangkan kemampuan energi nuklir sebagai bagian dari rencana reformasi yang dipimpin oleh Pangeran Mohammed untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada minyak.

Amerika Serikat, Korea Selatan, Rusia, Prancis dan China mengajukan penawaran tender multi-miliar dolar untuk membangun dua reaktor nuklir pertama di Arab Saudi.

Pengekspor minyak utama dunia sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya menginginkan teknologi nuklir hanya untuk penggunaan damai namun tidak menjelaskan apakah mereka juga ingin memperkaya uranium untuk menghasilkan bahan bakar nuklir, sebuah proses yang juga dapat digunakan dalam produksi senjata atom.

Pemerintah menyetujui sebuah kebijakan nasional untuk program energi atomnya pada hari Selasa, termasuk membatasi semua aktivitas nuklir untuk tujuan damai, sesuai batasan yang ditentukan oleh perjanjian internasional.

Reaktor membutuhkan uranium yang diperkaya dengan kemurnian sekitar 5 persen namun teknologi yang sama dalam proses ini juga dapat digunakan untuk memperkaya logam berat ke tingkat kelas senjata yang lebih tinggi.

Ini menjadi inti perhatian Barat dan regional atas kerja nuklir Iran, saingan utama Arab Saudi yang memperkaya uranium di dalam negeri. (st/MEE) 


latestnews

View Full Version