View Full Version
Sabtu, 07 Apr 2018

Turki Peringatkan Prancis 'Tidak Melakukan Kesalahan yang Sama' Seperti AS

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Turki telah mendesak Prancis untuk tidak "melakukan kesalahan yang sama" seperti Amerika Serikat dengan mengirim pasukan ke kota Manbij di Suriah, yang Ankara telah mengancam akan menyerangnya untuk mengusir milisi Komunis Kurdi.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan memperluas serangannya terhadap milisi Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) ke kota di Suriah utara tersebut.

Harian pro-pemerintah Turki Yeni Safak melaporkan bahwa Prancis telah mengirim 50 tentara ke Manbij untuk mendukung YPG, sementara kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah mengatakan 100 pasukan khusus Prancis dikerahkan di lima pangkalan di daerah yang dikuasai YPG di Suriah.

Jurubicara Erdogan, Ibrahim Kalin, mengatakan para pejabat sedang menyelidiki laporan-laporan itu dan mengisyaratkan Turki akan memberitahu Paris tentang posisi mereka "jika ini terbukti benar".

Dia memperingatkan Paris: "Jangan membuat kesalahan yang sama seperti Amerika."

Namun Kalin mengatakan kepada wartawan di Ankara bahwa para pejabat Prancis telah mengatakan kepada rekan Turki mereka bahwa ada "tidak ada pertanyaan" untuk mengirim tentara ke Manbij.

Ada tentara Amerika di Manbij, yang direbut kembali pada tahun 2016 dari kelompok Islamic State (IS) oleh pasukan Tentara Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi YPG.

Prancis menempatkan pasukan khusus di Suriah tetapi tidak membocorkan informasi mengenai lokasi atau jumlah mereka.

Setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron bertemu dengan delegasi SDF bulan lalu, telah terjadi ketegangan yang meningkat antara Paris dan Ankara dengan Erdogan mengecam tawaran Macron untuk membangun dialog antara Turki dan SDF.

Kalin memperingatkan Paris bahwa setiap upaya untuk meyakinkan Ankara bahwa SDF berbeda dengan YPG akan menjadi upaya "sia-sia".

Turki meluncurkan operasi udara dan darat yang mendukung pejuang oposisi Suriah melawan YPG di daerah barat Afrin pada 20 Januari, dan merebut kota itu pada 18 Maret.

Ankara memandang YPG sebagai cabang "teroris" dari Partai Pekerja Kurdistan yang terlarang (PKK), yang telah melancarkan pemberontakan berdarah selama tiga dekade di Turki. (st/TNA)


latestnews

View Full Version