View Full Version
Sabtu, 01 Sep 2018

AS Hentikan Pendanaan Bagi Badan PBB Untuk Pengungsi Palestina

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Amerika Serikat menghentikan pendanaan untuk badan PBB bagi para pengungsi Palestina setelah menentukan bahwa organisasi itu "cacat tak dapat ditebus," kata Departemen Luar Negeri, Jum'at (1/9/2018).

Washington telah lama menjadi donor terbesar UNRWA dan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) tetapi "tidak lagi bersedia menanggung beban yang sangat tidak proporsional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert dalam sebuah pernyataan.

Hanya beberapa jam setelah orang-orang Palestina memperingatkan langkah seperti itu akan semakin melemahkan peluang perdamaian yang telah menggapai-gapai dengan Israel, Nauert mengatakan tidak akan ada tambahan kontribusi di luar pembayaran $ 60 juta dolar pada bulan Januari.

"Amerika Serikat tidak akan lagi melakukan pendanaan lebih lanjut untuk operasi yang cacat ini," tambah Nauert.

Ada banyak peringatan tentang dampak terhambatnya pendanaan dari AS yang menyumbangkan $ 350 juta untuk anggaran UNRWA tahun lalu.

Namun Nauert mengatakan AS akan "mengintensifkan dialog dengan PBB, pemerintah tuan rumah, dan pemangku kepentingan internasional tentang model-model baru dan pendekatan baru" untuk membantu meringankan dampak apa pun terhadap anak-anak Palestina.

“Kami sangat peduli dan sangat prihatin mengenai dampak pada orang-orang Palestina yang tidak bersalah, terutama anak-anak sekolah, dari kegagalan UNRWA dan anggota kunci dari komunitas donor regional dan internasional untuk mereformasi dan mengatur ulang cara UNRWA dalam melakukan bisnis,” klaimnya.

Duta besar Palestina untuk Washington, Hossam Zomlot, sebelumnya mengatakan bahwa AS akan bersalah karena "mengingkari komitmen dan tanggung jawab internasional" jika laporan bahwa pendanaan akan berakhir tersebut dikonfirmasi.

"Dengan mendukung narasi Israel paling ekstrim pada semua masalah termasuk hak lebih dari lima juta pengungsi Palestina, pemerintah AS telah kehilangan statusnya sebagai pembawa damai dan merusak tidak hanya situasi yang sudah bergejolak tetapi prospek untuk perdamaian di masa depan," kata Zomlot dalam sebuah pernyataan kepada AFP.

Otoritas Palestina telah menolak semua kontak dengan Washington sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan akhir tahun lalu bahwa ia mengakui Yerusalem secara sepihak - yang diklaim oleh Israel dan Palestina - sebagai ibukota Israel, membuat AS menjadi salah satu dari sedikit negara untuk melakukannya.

Amerika Serikat juga mengumumkan pekan lalu bahwa mereka membatalkan lebih dari $ 200 juta dalam bentuk bantuan bilateral untuk orang-orang Palestina di Gaza dan Tepi Barat. (st/aby)


latestnews

View Full Version