View Full Version
Selasa, 20 Aug 2019

Malaysia Larang Dr. Zakir Naik Berikan Ceramah Publik

KUALA LUMPUR, MALAYSIA (voa-islam.com) - Pendakwah Dr. Zakir Naik telah dilarang memberikan ceramah publik di Malaysia, kata polisi pada hari Selasa (20/8/2019).

Keputusan itu diungkapkan ke media lokal setelah Naik diperiksa selama 10 jam oleh polisi di Kuala Lumpur pada hari Senin.

Naik, seorang warga negara India yang dituduh di negara asalnya pencucian uang dan mempromosikan terorisme, menyebabkan kemarahan di Malaysia setelah membuat pernyataan publik tentang kelompok etnis minoritas negara itu.

Dalam pidato yang disampaikan awal bulan ini, pengkhotbah itu melaporkan bahwa orang India Malaysia memiliki lebih banyak kesetiaan kepada Perdana Menteri nasionalis Hindu India Narendra Modi daripada pemimpin Malaysia Mahathir Mohamad. Dia menyebabkan kemarahan lebih lanjut ketika, dalam menanggapi seruan agar dia meninggalkan negara itu, menyarankan agar penduduk Cina Malaysia harus "kembali" terlebih dahulu.

Beberapa menteri pemerintah Malaysia telah menyerukan agar status penduduk tetap pengkhotbah dicabut. Naik, sementara itu, mengatakan kata-katanya diambil di luar konteks dan telah memulai proses hukum terhadap empat politisi Malaysia.

Berbicara kepada Malay Mail, Kepala Komunikasi Korporat Polisi Kerajaan Malaysia, Datuk Asmawati Ahmad, mengatakan keputusan untuk melarang Naik dari khotbah publik telah dibuat "demi kepentingan keamanan nasional dan untuk menjaga kerukunan ras." Sebelum tindakan polisi, tujuh dari 13 negara bagian Malaysia telah melarang Naik berbicara di depan umum.

Perdana Menteri Mahathir pada hari Ahad mengatakan sang penceramah telah melangkah terlalu jauh dengan memasuki politik rasial yang sensitif di negara itu. Sebelum ini, pemimpin berusia 94 tahun itu mengakui bahwa pengkhotbah itu adalah "tamu yang tidak disukai yang tidak bisa dikirim Malaysia" karena kekhawatiran tentang bagaimana ia akan diperlakukan jika kembali ke India.

Pada hari Selasa, Naik mengeluarkan permintaan maaf publik sementara bersikeras bahwa para kritikusnya telah memutarbalikkan kata-katanya dan menambahkan "fabrikasi aneh ke dalamnya".

"Bukan niat saya untuk membuat marah individu atau komunitas. Itu bertentangan dengan prinsip dasar Islam, dan saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus untuk kesalahpahaman ini," bunyi pernyataan itu. (st/TNA)


latestnews

View Full Version