View Full Version
Ahad, 26 Jul 2020

Pemerintah Yang Berafiliasi Dengan HTS Tutup Kota Sarmin di Idlib Setelah Muncul Kasus Baru COVID-19

IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Pemerintah yang berafiliasi dengan kelompok Hay'at Tahrir al-Sham (HTS), yang mendominasi sebagian besar provinsi Idlib yang dikuasai oposisi Suriah, menutup kota Sarmin setelah kasus baru virus Corona ditemukan di kota itu.

Kementerian kesehatan "Pemerintah Keselamatan Nasional" (NSG) mengumumkan pada hari Sabtu (25/7/2020) bahwa Sarmin akan ditutup selama 15 hari, sementara pasukan dari kementerian dalam negeri NSG menutup jalan-jalan menuju kota.

Unit Koordinasi Bantuan, yang mengorganisir upaya kemanusiaan di wilayah-wilayah yang dikuasai oposisi Suriah, melaporkan tiga kasus baru COVID-19 di wilayah-wilayah yang dikuasai pejuang oposisi di Suriah pada hari Sabtu, sehingga totalnya menjadi 26. Empat kasus berada di Sarmin.

Kementerian kesehatan rezim teroris Assad juga mengumumkan satu kematian dari virus Corona dan 19 kasus baru di daerah yang dikuasai rezim, meningkatkan jumlah total kasus di sana menjadi 627 dan jumlah kematian menjadi 627.

Kepala dewan lokal Sarmin, Ali Taqash, mengatakan kepada situs berita Suriah Enab Baladi bahwa penduduk kota itu tidak bekerja sama dengan tindakan karantina setelah kasus virus Corona pertama di kota itu ditemukan.

Dia mengatakan bahwa dewan lokal kemudian meminta bantuan NSG dalam menegakkan tindakan karantina.

Situs web Suriah Al-Etihad Press melaporkan bahwa seorang guru baru saja tiba di Sarmin dari daerah yang dikuasai rezim dan dinyatakan positif terkena virus Corona.

Pemerintah Keselamatan Nasional memerintahkan semua orang yang telah tiba di provinsi Idlib dari daerah yang dikuasai rezim untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari dan tetap berhubungan dengan "Departemen Layanan" sehingga mereka dapat memantau mereka.

Kementerian dalam negeri NSG juga memerintahkan semua penduduk daerah yang dikuasai oposisi untuk "segera melaporkan" pengungsi yang kembali dari daerah yang dikuasai rezim, mengancam "hukuman maksimum" bagi mereka yang menyembunyikan berita orang yang kembali dari daerah yang dikuasai rezim.

Kasus pertama virus Corona pada Idlib yang dikuasai oposisi tercatat pada 9 Juli, ketika seorang dokter yang baru-baru ini berada di Turki dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut.

Ada kekhawatiran yang berkembang akan wabah besar, karena sebagian besar infrastruktur kesehatan yang dikuasai oposisi telah dihancurkan sebagai akibat dari pemboman rezim dan Rusia dan karena akses kemanusiaan ke daerah yang dikuasai oposisi telah sangat dibatasi setelah Rusia yang mengancam akan memveto sebuah Resolusi Dewan Keamanan PBB tentang bantuan. (TNA)


latestnews

View Full Version