View Full Version
Rabu, 23 Sep 2020

Sedikitnya 28 Tewas Dalam Bentrokan Antara Pejuang IS dan Pasukan Pro-Assad di Utara Raqq

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Bentrokan di Suriah antara pasukan pro-rezim Assad dan kelompok jihadis Islamic State (IS), bersama dengan serangan udara, menewaskan sedikitnya 28 pejuang di provinsi utara Raqqa, kata pengawas perang pada Selasa (22/9/2020).

"ISIS sejak Senin melakukan beberapa serangan terhadap tentara Suriah dan posisi sekutu serta pos pemeriksaan di Badia (gurun) Raqqa, menewaskan 13 anggota pasukan rezim," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

Rami Abdel Rahman, kepala kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, mengatakan kepada AFP bahwa rezim telah membalas dengan gelombang serangan udara, menewaskan 15 jihadis baik dalam serangan atau pertempuran di darat.

Sejak kekalahannya di Suriah pada Maret 2019, IS telah melakukan serangan mematikan secara rutin terhadap tentara pro-Assad dan pasukan Kurdi.

Pada bulan Agustus, para jihadis melakukan serangan di dekat kota Deir Al-Zour yang menewaskan seorang jenderal dan dua tentara lain dari pasukan tentara Rusia yang bersekutu dengan pemerintah Damaskus.

Bentrokan juga terjadi di provinsi Idlib di Suriah antara pasukan rezim dan pejuang oposisi dari Front Pembebasan Nasional (NLF) pada Senin malam, satu hari setelah Rusia melancarkan serangan udara terberatnya terhadap provinsi oposisi itu sejak Maret.

Pasukan NLF melancarkan serangan mortir dan roket ke tentara rezim di kota Saraqeb dan Kafranbel sebagai pembalasan atas serangan rezim di daerah yang dikuasai oposisi di Jabal Al-Zawiya di Idlib selatan.

Sumber NLF mengatakan kepada layanan berbahasa Arab The New Arab bahwa pasukan rezim telah terbunuh dan terluka dalam serangan oposisi, tanpa menyebutkan jumlah korban.

Pesawat Rusia terbang di atas daerah itu, sementara konvoi baru kendaraan militer Turki memasuki provinsi Idlib. Turki, yang mendukung pemberontak Suriah, saat ini memiliki lebih dari 60 pos pengamatan dan posisi di Idlib.

Kendaraan itu masuk meskipun ada permintaan Rusia baru-baru ini agar Turki mengurangi kehadiran militernya di Suriah.

Menyusul kampanye berdarah rezim dan Rusia terhadap provinsi Idlib - yang membuat lebih dari satu juta orang mengungsi pada 2019 dan awal 2020 - Turki dan Rusia mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Maret, meskipun gencatan senjata sering dilanggar oleh pasukan pemerintah. (TNA)


latestnews

View Full Version