View Full Version
Selasa, 24 Nov 2020

Irak Tangkap Kepala Administrasi Islamic State di Bandara Baghdad

BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Satuan elit Kontra-Jihadis Irak mengatakan pada hari Senin (23/11/2020) bahwa mereka telah menangkap "kepala administrasi" kelompok Islamic State (IS) setelah kedatangannya di bandara Baghdad.

Pria itu, yang dikenal sebagai Abu Naba, ditahan pada Oktober saat dia "naik taksi, tepat setelah mendarat di Baghdad", juru bicara CTS Sabah al-Noaman mengatakan kepada AFP.

Menjelaskan dia sebagai "target utama", Noaman mengatakan Abu Naba telah mengarahkan dukungan keuangan kepada IS, mengatur pertemuan dan menyampaikan pesan antara anggota jihadis.

"Dia memulai jalur jihadisnya pada tahun 2003 dengan Al-Qaidah, sebelum bergabung dengan berbagai kelompok yang akhirnya mengarah ke ISIS," katanya.

Tapi Noaman menolak untuk mengungkapkan nama asli Abu Naba, dari mana dia terbang dan bagaimana dia berhasil melewati keamanan bandara sebelum dia ditangkap.

Pada tahun 2014, Islamic State merebut sepertiga wilayah Irak, yang baru direbut kembali oleh pasukan lokal yang didukung oleh koalisi pimpinan AS pada akhir 2017.

Lebih dari setahun kemudian, pada 2019, ISIS kehilangan pijakan terakhirnya di negara tetangga Suriah.

Sel-sel jihadis itu terus melancarkan serangan hantam lari, termasuk satu di utara Baghdad Sabtu malam yang menewaskan enam pasukan keamanan dan empat warga sipil.

Mereka juga terus mentransfer dana dan personel ke seluruh wilayah Irak, kata para pejabat Irak dan Barat.

"Abu Naba telah melakukan kontak dengan sisa anggota ISIS di Irak, dan kami memantau percakapan mereka untuk waktu yang lama," kata Noaman menyebut nama sebelumnya dari Islamic State.

Sejak penangkapannya, Abu Naba tetap berada di tahanan Irak dan sedang diinterogasi.

Noaman mengatakan dia akan diadili di bawah undang-undang anti-teror Irak, yang menjatuhkan hukuman mati untuk "keanggotaan dalam organisasi jihadis".

Irak menempati urutan kelima di antara negara-negara yang melaksanakan hukuman mati, menurut Amnesty International, yang mendokumentasikan 100 eksekusi mati di negara itu pada 2019.

Sejak mendeklarasikan IS dikalahkan pada 2017, Irak telah menghukum mati ratusan warganya sendiri karena menjadi anggota faksi jihadis.

Pada 16 November, 21 orang yang dihukum karena tuduhan "terorisme" digantung di penjara Nasiriyah yang terkenal kejam di Irak selatan, yang menurut PBB "sangat mengganggu". (TNA)


latestnews

View Full Version