View Full Version
Kamis, 06 May 2021

Presiden Brazil Bolsonaro Sebut Krisis COVID-19 Terkait 'Perang Biologis' Cina

BRASILIA, BRAZIL (voa-islam.com) - Virus Corona baru mungkin saja direkayasa di laboratorium untuk meluncurkan "perang biologis", kata Presiden Brasil Jair Bolsonaro dalam komentarnya pekan ini seperti dilansir AFP.

“Ini virus baru. Tidak ada yang tahu apakah itu lahir di laboratorium atau karena manusia memakan hewan yang seharusnya tidak mereka makan. Tapi militer tahu semua tentang perang kimia, biologi dan radiologi. Bisakah kita berperang baru? Aku penasaran. PDB negara mana yang tumbuh paling besar? ” kata politisi sayap kanan itu.

Cina adalah satu-satunya ekonomi G20 yang tumbuh tahun lalu sebesar 2,3 persen, karena tindakan penguncian yang ketat dan peluncuran vaksin.

Politisi Brasil itu membuat komentar di tengah hubungan yang tegang dengan Beijing, memicu protes dari mitra dagang terbesar negara Amerika Latin itu serta anggota parlemen di negara itu.

Komentar Bolsonaro menyusul pernyataan terhadap Cina, yaitu setelah mantan menteri luar negeri Ernesto Araujo menuduh "Maois Cina" membuat rencana untuk "dominasi dunia", memicu pengunduran dirinya di tengah tekanan dari anggota parlemen.

Sebuah laporan bulan Maret dari Organisasi Kesehatan Dunia menemukan bahwa "sangat tidak mungkin" virus itu diproduksi di laboratorium.

Presiden secara terang-terangan mengecam para ahli pandemi yang mendesak pembatasan penguncian bersama dengan pemerintah daerah, menyatakan dia akan meluncurkan dekrit untuk mendukung "hak rakyat untuk datang dan pergi", kata AFP.

“Saya berharap kepada Tuhan saya tidak perlu mengeluarkan keputusan itu. Tetapi jika saya melakukannya, itu akan dilakukan dengan semua kekuatan yang dimiliki menteri saya. Dan tidak ada yang lebih berani menantangnya, ”katanya dalam pernyataan baru-baru ini.

Bolsonaro juga menuduh bahwa presiden AS Joe Biden akan memberikan dosis vaksin AstraZeneca kepada warga Brasil karena kekurangan suntikan CoronaVac Cina, meskipun Washington menyatakan belum ada keputusan yang diambil, Reuters melaporkan.

Pemerintah Bolsonaro telah dilanda pandemi yang sedang berlangsung dengan 415.300 kematian dan berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat dengan hampir 580.000 korban. Brasil juga memiliki jumlah kasus COVID-19 terbesar ketiga yang dilaporkan pada 14,6 juta setelah Amerika Serikat dan India masing-masing pada 32,3 juta dan 18,8 juta, angka dari Johns Hopkins University of Medicine mengungkapkan.

Bolsonaro menghadapi penyelidikan Senat atas tanggapan COVID-19 karena 2.811 kematian lainnya dilaporkan pada hari Rabu. (Sptnk)


latestnews

View Full Version