View Full Version
Senin, 11 Oct 2021

Polisi India Tangkap Lebih dari 500 Orang Selama 3 Hari Terakhir di Kashmir

SRINAGAR, KASHMIR (voa-islam.com) - Pasukan India telah menahan ratusan dalam tindakan keras selama tiga hari terakhir di seluruh Kashmir yang dikuasai India menyusul "serentetan pembunuhan di wilayah Himalaya yang disengketakan."

Pejabat setempat mengatakan pada hari Ahad (10/10/2021) bahwa mereka telah menangkap lebih dari 500 orang selama 72 jam terakhir di seluruh wilayah mayoritas Muslim untuk diinterogasi, dengan mayoritas tahanan dari kota utama Srinagar.

Polisi mengatakan para pejuang yang tergabung dalam Front Perlawanan, atau TRF, kelompok itu telah menembak dan membunuh tujuh orang sejak pekan lalu.

Menurut polisi, mereka yang ditahan dalam tindakan keras itu termasuk anggota kelompok agama, aktivis anti-India dan “pekerja di luar negeri”, istilah yang digunakan pihak berwenang India untuk simpatisan pro-kemerdekaan.

Pembunuhan terbaru mendorong jumlah korban tewas dari serangan semacam itu tahun ini menjadi 28 orang. Sementara 21 dari mereka yang terbunuh adalah Muslim, tujuh di antaranya berasal dari komunitas minoritas Hindu dan Sikh.

Perwira tinggi polisi di kawasan itu Dilbag Singh pada konferensi pers baru-baru ini menggambarkan pembunuhan itu sebagai "konspirasi untuk menciptakan teror dan keretakan komunal."

Polisi setempat menyalahkan serentetan pembunuhan pada kelompok-kelompok bersenjata yang berperang melawan pemerintahan India di wilayah itu selama beberapa dekade.

Pada hari Kamis, TRF dalam sebuah pernyataan di media sosial mengatakan kelompoknya menargetkan mereka yang bekerja untuk otoritas India dan tidak memilih target berdasarkan keyakinan.

Para pejabat India mengatakan TRF adalah front lokal untuk kelompok jihadis Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan.

Pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi mencabut otonomi Kashmir yang dikuasai India pada 2019, dalam sebuah langkah yang digambarkan oleh Pakistan sebagai ilegal. Sejak itu, India telah memberlakukan lebih banyak penutupan internet dan pembatasan lainnya di wilayah mayoritas Muslim yang disengketakan.

Pihak berwenang India juga memberlakukan sejumlah undang-undang baru, termasuk di antaranya mendatangkan warga negara India untuk memperoleh tempat tinggal permanen dan pekerjaan pemerintah di wilayah yang dilanda konflik yang diperebutkan antara India dan Pakistan, sesuatu dikhawatirkan oleh para kritikus dan banyak warga Kashmir dapat mengubah demografi kawasan itu.

Kashmir telah dibagi antara India dan Pakistan sejak pemisahan mereka pada tahun 1947. Kedua negara mengklaim seluruh Kashmir dan telah berperang tiga kali atas wilayah tersebut. (ptv)


latestnews

View Full Version