View Full Version
Ahad, 05 Mar 2023

Polisi Pakistan Gagal Tangkap Mantan Perdana Menteri Imran Khan

LAHORE, PAKISTAN (voa-islam.com) - Polisi di Pakistan muncul di rumah mantan Perdana Menteri Imran Khan di Lahore pada hari Ahad (5/3/2023) dengan membawa surat perintah penangkapan, namun tidak menemukan mantan pemain kriket nasional yang berubah menjadi politisi tersebut, kata para pejabat.

"Sebuah tim polisi Islamabad telah tiba di Lahore untuk menangkap Imran Khan guna mematuhi perintah pengadilan," kata polisi dalam sebuah tweet.

"Imran Khan enggan untuk menyerah - inspektur polisi telah masuk ke ruangan itu tetapi Imran Khan tidak ada di sana," tambah tweet itu.

Surat kabar Pakistan berbahasa Inggris, Dawn, mengatakan Khan berbicara kepada pekerja partainya di kediaman ketika polisi tiba.

Wakil ketua partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) Khan, Shah Mehmood Qureshi, membantah bahwa ada surat perintah penangkapan.

"Kami telah menerima pemberitahuan dari polisi Islamabad - pemberitahuan itu tidak berisi perintah penangkapan," katanya kepada wartawan.

"Kami akan berkonsultasi dengan pengacara kami dan mengikuti proses hukum," tambahnya.

Mengapa Imran Khan dicari polisi?

Khan, yang dipaksa keluar dari jabatannya dalam mosi tidak percaya tahun lalu, menjadi subjek surat perintah penangkapan karena tidak hadir di pengadilan pada 28 Februari atas tuduhan korupsi.

Mantan perdana menteri itu dituduh gagal mengumumkan hadiah yang diterima selama masa jabatannya atau keuntungan yang diperoleh dari menjualnya.

Di bawah hukum Pakistan, pejabat pemerintah harus menyatakan semua hadiah tetapi diizinkan untuk menyimpannya di bawah nilai tertentu.

Sejak meninggalkan jabatannya, Khan tetap berusaha kembali ke kuasaan di Pakistan, mengadakan protes, menarik diri dari parlemen dan membubarkan dua majelis provinsi yang dikendalikan partainya dalam upaya untuk memaksa pemerintah mengadakan pemungutan suara lebih awal.

Pada bulan November, dia ditembak dan terluka ringan dalam serangan terhadap konvoinya.

Khan menyalahkan pemerintah dan militer sebagai dalang di balik peristiwa tersebut. (DW)


latestnews

View Full Version