View Full Version
Selasa, 24 Apr 2012

Parlemen Mesir Minta Mufti Al-Azhar Mengundurkan Diri

Parlemen Mesir minta Mufti Al-Azhar Ali Jum'a berhenti setelah melakukan kunjungan ke Yerusalem yang diduduki Zionis-Israel. Kunjungan Ali Jum'at ke Yerusalem meningkatkan tekanan dan kecaman akibat kunjungannya itu, dan dinilai kunjungan Ali Jum'at melegitimasi (membenarkan) pendudukan Israel atas Yerusalem dan al-Aqsha.

Perjalanan Mufti Ali Jum'a ke Yerusalem Timur menimbulan "gempa" politikldi seluruh dunia Arab, dan bukan hanya di Mesir

Ali Jum'a membela diri, dan mengatakan kunjungannya dalam kapasitas pribadi dan bukan bersifat resmi. Hal ini merupakan respon terhadap undangan dari Yordania. Ali Jum'at saat berkunjung ke Yerusalem melakukan shalat di Masjid i Al-Aqsa, tempat paling suci Islam yang terancam kehancurann akibat penggilian di sekitar dindingnya oleh rezim Zionis[-Israel.

Seluruh rakyat Mesir marah atas kunjungan pemimpin Al-Azhar ke Yerusalem.  Meskipun Mesir berdamai dengan Israel pada tahun 1979. Sekalipun pemerintah Mesir di zaman Anwar Sadat berdamai dengan rezim Zionis-Israel, tetapi hakekatnya rakyat Mesir tidak pernah dapat menerima perjanjian damai itu.

Ikhwanul Muslimin, sebagai kekuatan politik terbesar di parlemen Mesir, mengatakan kunjungan Ali Jum'at itu "sebuah bencana". Sebagai protes atas kunjungan  itu, kalangan wartawan meminta mengakhiri keanggotaan Ali Jum'at dalam Organisasi itu

"Kontrol Zionis-Israel yang brutal  atas Yerusalem, terutama bagi kaum  Muslimin yang ingin melaksanakan  shalat di Masjid al-Aqsha", sangat tidak layak mengunjungi Yerusalem, dan rakyat Mesir menuntut agar Ali Jum'a mengundurkan  diri.


Ibrahim Syekh Negm, penasihat senior Mufti, kepada Reuters, meraguka Ali Jum'a akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Mufti, dan kujungan itu "bukan kejahatan". Namun, Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, mengkritik perjalanan Ali  Jum'a sebagai langkah melakukan normalisasi dengan Israel. (af/tm)
 


latestnews

View Full Version