Jakarta (voa-islam.com) - Isu kudeta dan wacana BIN yang ingin memantau setiap account Facebook, Twitter dan social media lainnya menghangat akhir-akhir ini. Pemerintah, melalui Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, meski tidak ada kudeta yang didalangi sejumlah jenderal namun pihaknya mendukung BIN dalam menghalau terorisme dan tindakan subversif. Anggapan Para jenderal yang diam-diam mendukung organisasi tertentu untuk menjungkalkan langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari kekuasaannya yang dinilai terlalu hipokrit dan lemah ini tentu bukan ancaman gertak sambal...
Dengan jumlah Account Facebook lebih dari 37 juta orang, dan 10 juta orang yang aktif di Twitter, bahkan Jakarta sebagai kota adi daya (di media online) dengan jumlah pengguna tertinggi di dunia.Bahkan situs Socialbakers.com yang merupakan konsultan "Prefered Developer" dari Facebook merilis grafik kota yang paling banyak mengakses Facebook.
Pemerintah akan melakukan pengintaian secara khusus. Pemerintah & BIN berpendapat langkah mereka ini untuk menekan aksi teror dan tindakan subversif. Bila ada sesuatu yang membahayakan BIN akan mengkoordinasikannya dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Apabila ditemukan setelah ditemukan yang diduga subversif, BIN menyerahkan sepenuhnya kepada Kemenkominfo untuk mengambil langkah selanjutnya. BIN berdalih pada dasarnya FB dan Twitter adalah sarana untuk masyarakat berkomunikasi, tapi tentu mesti disikapi dengan arif karena bisa juga dimanfaatkan pihak tertentu.
Yang membahayakan tentu kita pantau, yang arahnya teror dan subversif tentu kita pantau. Tetapi datanya kita serahkan ke Menkominfo," jelas Kepala BIN Sutanto di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2011).
Berbagai metode pun dilakukan, misalnya agen intelijen membuat profil online palsu sebagai upaya untuk berhubungan dengan tersangka bahkan terkadang masuk ke dalam comment di FB dengan sedikit sentilan dan provokasi macam-macam baik yang secara halus atau bahkan secara frontal. Selain memantau kebiasaan account yang diintai, intelijen akan mencocokkan (Geotagging) pemilik account tersebut apakah benar-benar berada si suatu tempat dengan melihat apakah dia menulis tweet, Myspace, foursquare atau Facebook Places tentang lokasinya pada saat itu.
Lebih ekstrim lagi, yaitu pemerintah AS dan Inggris, mereka juga minta izin untuk mengakses akun seseorang. Dalam dokumen itu, disebutkan bahwa Facebook, MySpace dan Twitter kadang dihubungi untuk membuka suatu akun, meminta beberapa detail user dan password misalnya. Khusus Twitter dinyatakan cukup ketat sebelum mau membuka akun, misalnya meminta surat perintah.
Oalah katanya negara ndemokrasi?? (d5vn2/voa-islam.com)