View Full Version
Rabu, 14 Sep 2011

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Fatwakan Wajib Jihad Bela Umat Islam Ambon

JAKARTA (voa-islam.com) – Amir Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) Ustadz Abu Bakar Ba’asyir memfatwakan wajibnya jihad ke Ambon bila umat Islam dizalimi dalam kerusuhan bernuansa SARA di Ambon.

Meski raganya terkungkung oleh kerangkeng besi, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tak pernah surut untuk memperhatikan perjuangan umat Islam. Kabar pecahnya konflik di Ambon yang dipicu tewasnya seorang tukang ojek muslim yang dianiaya orang-orang Kristen di wilayah perkampungan Kristen di Gunung Nona Ambon, juga tak luput dari perhatian Ustadz Abu, demikian biasa disapa.

Setelah mendapat informasi dari berbagai pihak mengenai kerusuhan Ambon, ulama sepuh ini mengingatkan agar umat Islam senantiasa mewaspadai karakteristik orang kafir yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an.

“Orang kafir itu memang tidak suka terhadap Islam, kalau ada kesempatan mereka selalu menghabisi umat Islam, tidak peduli Islam garis keras atau Islam garis lunak. Bagi mereka itu yang penting mau masuk Kristen atau dibunuh,” paparnya saat ditemui voa-islam.com, Selasa (13/9/2011).

Ustadz karismatik yang vonis 15 tahun penjara karena pandangan jihadnya ini, menyerukan kepada umat Islam untuk segera mengambil sikap tegas terhadap kezaliman yang menimpa saudara-saudara sesama muslim di Ambon. Menurutnya, solusi menghadapi kezaliman kaum walan tardho itu adalah jihad, karena perjanjian-perjanjian damai dengan mereka selalu mereka khianati.

“Oleh karena itu bagi umat Islam kalau sudah menghadapi hal yang seperti ini tidak boleh ragu lagi, kalau perlu saya menganjurkan untuk berjihad kalau terbukti benar yang membunuh itu adalah orang Kristen. Sudah tidak usah macam-macam, musyawarah-musyawarah itu percuma. Dulu juga kan sudah ada musyawarah dengan adanya perjanjian Malino,” jelasnya.

Berbagai tekanan, kezaliman dan penindasan terhadap umat Islam, menurut Ustadz Abu, adalah sebagai konsekuensi tinggal di negara yang tidak menerapkan syariat Islam. Karenanya, Ustadz Abu mengingatkan kewajiban berjuang menegakkan syariat islam. “Haram hukumnya orang Islam diam, wajib hukumnya berjuang merombak sistem menjadi hukum Islam,” ujarnya.

Ustadz Abu menambahkan, jika terbukti bahwa konflik di Ambon adalah konflik SARA, maka umat Islam harus siap berjihad membela umat Islam yang tertindas.

“Jadi soal Ambon ini kalau itu memang terbukti yang membunuh orang Kristen, sudah jihad ! itu pendapat saya. Umat Islam harus maju, apalagi kalau sampai mereka (umat Islam di Ambon, red.) diisolasi, umat Islam dari luar Ambon supaya datang untuk jihad!”  imbau Ustadz Abu.

Sikap umat Islam terhadap Kristen, tambah Ustadz Abu, adalah siap damai dan siap perang. Islam siap berdamai dengan siapapun yang tidak memusuhi, namun Islam tak akan menolak perang jika dizalimi.

“Kaum salibis Nasrani jangan sekali-kali mengganggu Islam! Kami bisa berdamai selama akidah kami tidak diganggu, kalau kami diganggu kami akan perangi, kami akan lawan! Bagi kami melawan anda itu kebaikan, kami menang baik mati juga baik. Jadi melawan anda itu adalah nikmat!” tegasnya. “Keyakinan kami menuntut supaya kami hidup di negara yang diatur dengan hukum Islam. Kalau anda setuju mari hidup rukun di bawah Islam, tidak setuju dan mengganggu, kami (siap) perang!”

Terhadap analisa sejumlah pengamat intelijen bahwa konflik Ambon sarat operasi intelijen yang bertujuan menggiring para mujahidin ke Ambon untuk dicitrakan sebagai basis teroris kemudian dihabisi, Ustadz Abu mengingatkan para pejuang Islam agar berhati-hati dan bertawakal kepada Allah.

“Kita tetap akan berjihad dengan melihat kemampuan. Kalau memang kondisinya demikian pun, ya sudah bismillah, kita lawan! Meskipun mereka punya makar, ingatlah firman Allah: ‘wamakaruu wamakarallah wallahu khoirul-makirin.’ Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya,” jelasnya. “Kita lawan mereka karena saudara kita sedang dianiaya, jadi kita kembalikan saja kepada Allah,” tutupnya. [taz/ahmed widad] 


latestnews

View Full Version