JAKARTA (voa-islam.com) – Di hadapan sekitar 20.000 anggota Hizbut Tahrir Indonesia bersama umat Islam, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Rahmat Kurnia menyatakan keheranannya kepada umat Muslim yang mau menerima kedatangan Presiden Amerika Barack Obama, Ahad (13/11) siang di depan Kedutaan Besar Amerika, Jakarta.
Rahmat pun memisalkan ada seorang perampok yang sudah membunuh tetangga sebelah dengan sebilah golok dan menggasak televisi dan laptop di rumah tersebut. “Sambil masih membawa golok yang berlumuran darah, dia datang ke rumah Anda, apakah akan Anda terima?” tanyanya. Serentak masa pun berkata, “Tidaaak!”
“Layakkah perampok tadi dikatakan sebagai tamu?” tanya Rahmat. “Tidaak!” jawab massa.
“Membunuhnya pun bukan hanya pakai golok tetapi hujan bom! Tapi mengapa kedatangannya masih saja diterima? Obama datang bukan hanya untuk mencuri televisi atau laptop tetapi menghisap emas, minyak, gas dan kekayaan alam kita, tetapi mengapa masih saja kedatangannya diterima?” tanyanya.
Rahmat pun mempertanyakan solidaritas sesama kaum Muslim bagi orang-orang yang menyambut kedatangan kepala negara kapitalis imperialis itu. “Kata Allah SWT kaum Muslim itu laksana satu tubuh, tetapi mengapa ketika kaum Muslim di Pakistan dibantai Obama, kaum Muslim di sini berharap Obama datang, berharap cipika dan cipiki dengannya?” ujarnya.
...Amerika itu muharriban fi’lan (negara yang secara defacto memerangi Islam), orangnya disebut kafir harbi...
“Kalau perampok saja sudah tidak boleh dikatakan sebagai tamu, tapi mengapa Obama dianggap tamu?” tanya Rahmat. Dalam pandangan Islam, negara penjajah semacam Amerika itu terkategori muharriban fi’lan (negara yang secara defacto memerangi Islam) sedangkan orangnya disebut kafir harbi.