JAKARTA (voa-islam.com) - Selain melanggar hukum dan HAM, menurut Dr. Saharudin Daming, SH, MH, Densus 8 juga telah menginjak-injak kesucian agama. Hal ini sebagaimana fakta di lapangan, dimana Densus 88 begitu keji memberondong dua orang pemuda di teras Masjid Nurul Afiah di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
Saharudin yang pernah tinggal di Makassar saat menempuh pendidikan S1 fakultas hukum Universitas Hasanuddin ini dengan tegas menyatakan Densus 88 itu lebih mirip bandit.
“Densus 88 itu lebih mirip sebagai bandit daripada aparat penegak hukum. Saya sendiri tidak lagi mentolelir eksistensi Densus 88 itu sebagai aparat penegak hukum, karena sudah terlalu sering mengatasnamakan penegakkan hukum tapi menginjak-injak Hak Asasi Manusia dan menginjak-injak kesucian agama,” ujarnya saat diwawancara voa-islam.com, Selasa (8/1/2013).
...Menurut saya umat Islam di Indonesia ini terlalu bodoh, padahal umat ini punya kewenangan untuk mendesak pemerintah agar membubarkan Densus 88 dengan cara demo besar-besaran dalam waktu yang lama
Menurutnya Densus 88 harus dibubarkan karena tidak menghormati nyawa seseorang dan rumah ibadah.
“Densus 88 sama sekali tidak menghormati, jangankan nyawa manusia rumah ibadah pun tidak dihormati, karena itu saya menyerukan agar Densus 88 itu segera dibubarkan,” kata dewan pakar Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI) itu.
Untuk itu ia menyerukan kepada umat Islam agar melakukan demo besar-besaran mendesak Presiden SBY agar membubarkan Densus 88.
“Menurut saya umat Islam di Indonesia ini terlalu bodoh, padahal umat ini punya kewenangan untuk mendesak pemerintah agar membubarkan Densus 88 dengan cara demo besar-besaran dalam waktu yang lama, sampai Presiden mau membubarkan Densus 88,” tegasnya. [Ahmed Widad]