Berbagi & Merasakan Penderitaan Mereka Dengan Berzakat di Gaza-Palestina
GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Sejak tahun 2007 hingga sekarang ini, Gaza Palestina masih diblokade oleh Zionis Israel. Jalur Gaza yang luasnya 360 km2 dan berpenduduk 1,8 juta jiwa hanya mengandalkan jalur terowongan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Namun, saat ini suplai kebutuhan pokok untuk keseharian mereka menjadi tersendat. Hal ini dikarenakan jalur perlintasan atau perbatasan Rafah yang menghubungkan langsung antara Mesir dan Gaza, maupun jalur terowongan sudah ditutup rapat oleh Mesir.
Pembaca budiman tentu bertanya-tanya; Bagaimana caranya jika saya, keluarga saya, perusahaan saya, gaji saya, lembaga saya atau usaha bisnis saya yang mana berkeinginan untuk menyalurkan zakat diri maupun zakat harta atau bantuan lainnya kepada warga Gaza Palestina?
Tidak perlu bingung, karena saat ini sudah ada solusinya dengan mudah, dan langsung diketahui bukti penyalurannya. Bahkan penyalurannya pun dilakukan dari satu pintu ke pintu rumah lainnya, dan tentunya kepada yang berhak untuk menerimanya.
Alhamdulillah sejak 5 bulan yang lalu sebahagian dari rakyat Indonesia, lembaga, LSM, perusahaan sudah rutin mengirimkan zakat dan donasi mereka ke Gaza Palestina. Saya sendiri, Abdillah Onim, selain beraktifitas sebagai wartawan, juga pemilik biro TV Indonesia di Palestina.
...Assalamu ‘alaikum, ada apa? tanyaku, si bocah menjawab ; pamankan yang kemarin bersama rombongan 22 orang dari Indonesia? iya benar. Ada apa tanyaku? si bocah menjawab ; ibuku butuh bantuan untuk beli makanan. Waktu itu saya gak langsung percaya. Saya minta alamat rumah dan mendatanginya...
Saya juga menikah dengan seorang muslimah hufazh Qur’an yang merupakan penduduk asli Gaza dan telah dikaruniai seorang putri. Sekarang ini, kami bertiga lebih memilih untuk berdomisili atau menetap di Gaza Palestina.
Selain itu, aktifitas tambahan saya yaitu pekerja social yang menerima bantuan dan menyalurkannya, dan menjadi kontak person atau informan baik LSM maupun lembaga pemerintahan, khususnya untuk mengabarkan kondisi Gaza Palestina.
Cerita singkat dari Gaza, saat saya mengendarai motor di Gaza bagian utara, seorang bocah berusia 9 tahun ternyata mengejar saya dari belakang dengan berlari, serentak rem mendadak.
Assalamu ‘alaikum, ada apa? tanyaku, si bocah menjawab ; pamankan yang kemarin bersama rombongan 22 orang dari Indonesia? iya benar. Ada apa tanyaku? si bocah menjawab ; ibuku butuh bantuan untuk beli makanan. Waktu itu saya gak langsung percaya. Saya minta alamat rumah dan mendatanginya.
Saat kerumah dan menemui ibunya, saya bertanya, ini anak ibu? iya benar. Katanya butuh bantuan untuk beli makanan? si ibu tak menjawab tapi menunjukkan kondisi dapur mereka. Allahu Akbar,, dapur berantakan, tak ada air, kamar mandi tak layak, sebagian rumah tanpa atap dan sebagian sudah bocor.
...Saat kerumah dan menemui ibunya, saya bertanya, ini anak ibu? iya benar. Katanya butuh bantuan untuk beli makanan? si ibu tak menjawab tapi menunjukkan kondisi dapur mereka. Allahu Akbar,, dapur berantakan, tak ada air, kamar mandi tak layak, sebagian rumah tanpa atap dan sebagian sudah bocor...
Jika musim hujan, maka seisi rumah akan terendam air hujan, jemuran didalam rumah juga tidak ternaungi, dan lain-lain. Akhirnya dengan sedikit donasi yang ada, lalu disalurkan ; Ini bu maaf, hanya segini. “iya alhamdulillah terima kasih banyak,” jawabnya.
Cerita singkat dari Gaza, seusai kembali dari TK anak yatim dan kembali ke rumah, saat menurunkan standard motor dan menurunkan belanjaan sayur-sayuran, tiba-tiba seorang ibu sembari menggendong anaknya menghampiri saya.
Lalu ibu tersebut mengatakan, demi Allah suami saya cacat dan tidak bisa bekerja. Sedangkan masih ada tunggakan sewa kontrakan dan bahan makanan juga tidak ada. Tidak langsung percaya dan saya pun bertanya, “ibu tinggal dimana? tidak jauh dari sini,” sembari menunjukkan kearah 1 km dari kontrakan saya.
Beliaupun memberikan foto copi KTP. Ya sudah bu, nanti saya silaturahim kerumah ibu. Sorenya secara tiba-tiba saya mendatangi rumah mereka. Naik tangga tanpa penerang, lantai tangga pecah-pecah, dinding kontrakan menuju lantai 2 juga kotor karena lembab.
Saat sudah berada di depan pintu kayu yang tak jelas warnanya kemudian, “tok tok tok Assalamu ‘alaikum.. jawab anak kecil. alaikum salam, min hadartak (siapa ya –red)? Ana Indonesiyyin (saya orang Indonesia -red). lahdza daqiqa (tunggu bentar om –red).
...Jika musim hujan, maka seisi rumah akan terendam air hujan, jemuran didalam rumah juga tidak ternaungi, dan lain-lain. Akhirnya dengan sedikit donasi yang ada, lalu disalurkan ; Ini bu maaf, hanya segini. “iya alhamdulillah terima kasih banyak,” jawabnya...
Begitu si ibu buka pintu, ternyata pintu tersebut langsung menuju dapur, dan dari dapur langsung menuju kamar. Ternyata hanya itu ruangannya, kamar berukuran 4x4. Di sudut terdapat lemari yang pintunya sudah rusak, di sudut sana benar tergeletak suaminya yang sedang sakit keras dan cacat.
Di ruang gelap dan dapur yang sempit, disitulah hidup suami istri yang memiliki 4 orang anak. Akhirnya, dengan sedikit dana yang ada ; “maaf hanya ini bu yang dapat saya berikan. Alhamdulillah terima kasih banyak,” jawabnya.
Cerita singkat dari Gaza, saat saya bersilaturahim ke rumah teman di Gaza Timur Sijaiya, pamitan untuk pulang. Melewati jalan tak beraspal tiba-tiba teman saya mengatakan rumah ini (bukan rumah tp gudang) didalamnya hidup 6 orang anak dan kedua orang tua.
Kehidupan mereka sangat-sangat memprihatinkan. Besoknya saya datang kerumah tersebut dengan membawa sedikit uang dan sembako. Saat masuk kerumah (lebih tepatnya gudang), Allahu Akbar,, ini mah tempat tak layak ditinggali.
Tanpa atap, tanpa WC, tanpa kamar mandi. Di sana hanya terlihat dapur kecil sempit dan kotor. Saat membawa sembako dan biscuit, tiba-tiba seorang anak berlari menghampiri saya seraya bersalaman dan menunjuk-nunjuk biscuit tersebut.
...Dengan pengalaman yang sering saya dapati itulah, yang mendorong saya untuk membuka penyaluran zakat infaq dan shodaqoh serta bantuan lainnya untuk disalurkan ke wilayah Gaza Palestina...
Alhamdulillah ada seorang donatur dari Indonesia yang bersedia membantu dengan membeli seng untuk menutup ruangan tersebut. Saya membeli sengnya sendiri di toko material, dan langsung saya antar sendiri pula ke rumah tersebut.
Itu sekilas kisah nyata yang saya temui berkaitan dengan kondisi fakir miskin, anak yatim dan para janda yang ada di bumi Masjid Al Aqsha, akibat dari efek blockade Zionis Israel terhadap warga Gaza Palestina.
Menyambut bulan suci Ramadhan 1434 H ini, saya Abdillah Onim Relawan Indonesia untuk Palestina dan wartawan yang menetap di Gaza Palestina SIAP menerima Zakat kaum muslimin di Indonesia dan akan langsung saya salurkan kepada Anak Yatim, Fakir Miskin dan para Janda di wilayah Gaza Palestina.
Di Gaza Palestina, ada lebih dari 5 ribu orang Janda dan lebih dari 7 ribu anak yatim. Adapun mereka yang menerima zakat harta dan zakat fitrah serta bantuan lainnya, mereka dengan kondisi :
...Dari Gaza-Palestina, relawan Indonesia untuk Palestina dan wartawan yang menetap di Gaza Palestina, Abdillah Onim dan keluarga mengucapkan “Selamat menunaikan ibadah Ramadhan 1434 H. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Swt, aamiin”...
Wilayah penyalurannya meliputi : Gaza bagian utara, Gaza bagian selatan, Gaza bagian timur, Gaza City. Dan penyaluran bantuan untuk sementara bekerja sama atau bermitra dengan LSM lokal. Kedepannya insya Allah akan bermitra dengan lembaga zakat di Gaza Palestina.
Dengan pengalaman yang sering saya dapati itulah, yang mendorong saya untuk membuka penyaluran zakat infaq dan shodaqoh serta bantuan lainnya untuk disalurkan ke wilayah Gaza Palestina. Bagi yang berminat bisa mengirimkan lewat:
_______________
Proses penyaluran Zakat di Gaza serentak di satu waktu yaitu diakhir bulan Ramadhan.
Karena setiap donasi ada laporannya. Sucikan diri dan hartamu dengan berzakat. insya Allah meraih kemenangan. Sebarkan !
Dari Gaza-Palestina, relawan Indonesia untuk Palestina dan wartawan yang menetap di Gaza Palestina, Abdillah Onim dan keluarga mengucapkan “Selamat menunaikan ibadah Ramadhan 1434 H. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Swt, aamiin”.
Salam Persaudaraan
Abdillah Onim, Relawan Indonesia untuk Palestina dan penanggung jawab Zakat dari rakyat Indonesia