YOGYAKARTA (voa-islam.com) - Terpilihnya Mursi secara sah sebagai presiden Mesir nampaknya tidak menghalangi militer Mesir untuk berpikir kembali sebelum melakukan kudeta.
Hal ini mendasari masyarakat Mesir pro-Mursi pun melakukan demonstrasi agar militer Mesir menyerahkan kembali kepemimpinan atas Mesir terhadap Mursi yang sebelumnya telah terpilih secara sah oleh masyarakat Mesir.
Di lain sisi, masyarakat dunia juga tidak dapat berdiam diri. Hal ini semakin diperkuat oleh terjadinya pembantaian militer Mesir terhadap demonstran pro-Mursi. Dalam waktu delapan jam saja, militer Mesir dapat menewaskan 2200 demonstran yang sebagian besar merupakan masyarakat Mesir.
Tidak hanya itu, media massa yang meliput peristiwa ini pun ikut dibekukan oleh militer Mesir. Di sisi lain, muncullah pemberitaan yang gencar beredar di dunia, namun selayaknya membuat kita berpikir ulang terhadap keabsahannya. Masyarakat dunia pun mulai bergerak mendukung dikembalikannya kepemimpinan Mesir terhadap Mursi.
Bergeraknya masyarakat dunia diperkuat oleh pernyataan resmi Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional, Syeikh DR Yusuf Al-Qardhawi, terkait pembantaian Umat Islam di Mesir oleh junta militer pro-Israel. Pernyataan yang disiarkan langsung oleh TV Al Jazeera pada hari Rabu, 14 Agustus 2013 mencakup beberapa hal, di antaranya:
Di sisi lain, momentum kemerdekaan Indonesia selayaknya menjadikan kita kembali mengenang kondisi negara tercinta kita ini pada 68 tahun silam. Tidaklah cukup bagi Indonesia setelah terlepas dari penjajah dan dinyatakan kemerdekaannya. Mesir merupakan negara pertama yang mengakui dan menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang menjadikan Indonesia dapat sejajar kedudukannya dengan negara-negara merdeka lainnya dalam perundingan maupun forum internasional.
Melihat kondisi Mesir dan menilik peran Mesir dalam perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia, telah menggerakkan masyarakat Indonesia. Melalui aksi kemanusiaan untuk Mesir yang kurang lebih telah dilakukan di 32 kota di Indonesia pada hari Jum’at, 16 Agustus 2013, masyarakat Indonesia diajak untuk turut dalam barisan dukungan terhadap kembalinya kepemimpinan Mursi dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta tidak melupakan perjalanan historis kemerdekaannya.
Aksi kemanusiaan Mesir ini juga dilakukan di jejaring sosial. Hastag #EgyptMassacre sempat menjadi trending topic di dunia dan empat hastag lainnya seperti #StopMassacreInEgypt, #PrayForEgypt, #WeStandTogetherForEgypt, #SaveEgypt menjadi trending topic di Indonesia. Aksi kemanusiaan pada Jum’at lalu juga dipublikasikan melalui hastag #17AgtBerdarah
Sahabat Peduli Kemanusiaan
Yogyakarta merupakan salah satu dari kota di Indonesia yang menggelar aksi kemanusiaan Mesir pada hari Jum’at kemarin. Tidak hanya dilakukan pada siang hari, namun aksi ini dilakukan pula saat malam hari agar seluruh elemen masyarakat Yogyakarta dapat turut serta di dalamnya.
Beberapa forum dan komunitas di Yogyakarta yang tergabung dalam aliansi Sahabat Peduli Kemanusiaan (SPK) mengadakan malam kemanusiaan yang dikemas dengan pertunjukan yang kental akan nilai seni dan budaya.
Dalam aksi tersebut disampaikan orasi Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus, dan perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Selain itu, diisi pula dengan pembacaan puisi oleh Forum Lingkar Pena dan Garuda Keadilan, teatrikal oleh Sahabat Peduli Mesir, serta atraksi dari beberapa komunitas, yaitu komunitas sepatu roda, bomber, komunitas beat boxer. Aksi ini diikuti pula oleh komunitas hijabers Jogja.
Adapun komunitas-komunitas unik lainnya yang biasanya berada di lokasi juga ikut mengundang ketertarikan masyarakat sekitar lokasi aksi. Pengemasan aksi yang begitu unik membuat masyarakat yang berada di sekitar Yogyakarta KM nol tertarik untuk bergabung dengan aksi kemanusiaan Mesir.
Menanggapi kondisi Mesir dan perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia, maka dengan ini Sahabat Peduli Kemanusiaan:
Serangkaian aksi kemanusiaan Mesir ini ditutup dengan aksi tandatangan sebagai wujud dukungan terhadap Mesir dan mengheningkan cipta untuk mengenang makna kemerdekaan Indonesia.
Ditulis oleh:
Wening Mulat Asih
Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Jogja