JAKARTA (voa-islam.com) – Dalam pemilihan umum yang jurdil, Mursi terpilih dan diangkat menjadi presiden Mesir. Ketika itu Presiden Amerika Serikat Barrack Obama menerimanya. Tapi aneh, jika kemudian Mursi ditumbangkan dalam sebuah kudeta militer. Yang menyedihkan lagi, gerakan Islam di Mesir seperti Syiah, kelompok liberal, bahkan Hizbut Tahrir dan Salafi justru mendukung kejatuhan Mursi.
"Saya hanya mengungkapkan data dan faktanya saja," demikian dikatakan Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) Ustadz Ferry Nur S.Si dalam Kuliah Subuh di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (22/9) kemarin saat membahas kondisi Mesir saat ini.
Dikatakan Ustadz Ferry, “40 tahun yang lalu, sewaktu masih kecil orang tua saya selalu ke masjid ini untuk mendengar Kuliah Subuh yang diisi oleh Buya Hamka. Saya ingat, dulu ayah saya naik vespa. Yang hadir setiap kuliah subuh hari Ahad banyak dibanjiri oleh jamaah yang hadir.”
Dikatakan Ustadz Ferr Nur, ironis, Mursi yang ingin menegakkan syariat Islam dan khilafah, Mursi yang ingin membebaskan Al Quds, Mursi yang ditakuti oleh Zionis Yahudi, Mursi yang mendukung perjuangan rakyat Suriah, yang memutuskan hubungan diplomatic dengan rezim Presiden Suriah Bashar Assad, yang memfasilitasi 500 ulama di Mesir untuk mendukung jihad di Suriah, Mursi yang tidak membuka masuknya Syiah Rafidhah, malah ditumbangkan.
“Allah seperti sedang membuka kedok, mana pejuang dan mana pecundang. Sebaiknya jangan begitu. Ketahuilah sebelum menjadi presiden, Mursi pernah datang ke Aceh pasca bencana tsunami, untuk memberi bantuan kemanusiaan kepada rakyat Aceh. Seharusnya kita berterima kasih,” kata Ust Ferry.
Ketika Mursi terpilih sebagai presiden, rakyat Gaza pun turut merasakan kegembiraan yang sangat. Begitu Mursi tumbang, rakyat Gaza merasakan kesedihan dan penderitaan yang mendalam. “Ketika Mursi tumbang, Hamas siap membantu Mursi. Tak heran, jika Hamas pun menjadi target serangan oleh militer Mesir.”
Dengan tumbangnya Mursi, terowongan yang biasa memberi bantuan makanan kepada rakyat Gaza pun dihancurkan. “Jika sebelumnya relawan KISPA mudah masuk ke Gaza, Menlu Qatar dan PM Turki Erdogan juga demikian. Kini, semakin sulit untuk menembus Gaza. Jangankan menembus Gaza, ke imigrasi saja susah. Bahkan mengurus Visa sama susahnya. Yang dirugikan dengan tumbangnya Mursi, tentu saja bukan hanya rakyat Mesir, tapi juga rakyat Gaza.”
Seperti diketahui, tanggal 3 Juli 2013 Mursi dikudeta, tanggal 4 Juli Amerika Serikat memperingati HUT AS. Ada sesuatu yang direncanakan. Lalu kenapa Mursi dikudeta?
Berikut inilah alasannya, menurut Ust Ferry Nur: Pertama, karena Mursi dituduh tidak cakap memimpin rakyatnya. Padahal, Mursi adalah seorang dosen, pernah duduk di parlemen. Kedua, Zionis Yahudi tidak suka dengan Mursi. Ketiga, Mursi ingin merubah perundang-undangan Mesir yang sekuler, dan menggantinya dengan UU yang berdasarkan syariat Islam dan sesuai akidah sunnah wal jamaah. Mursi digulingkan karena dia adalah anggota Ikhwanul Muslimin. Padahal Ikhwanul Muslimin - Mesir adalah yang pertama mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.
“Mursi dan kelima anaknya itu penghapal Al Qur’an (hafizh-hafizhah). Pernah KPK di Mesir melacak kekayaan Mursi. Ternyata, Mursi tidak pernah mengambil gajinya. Ketahuilah, bantal tempat tidur Mursi selalu basah, selalu memikirkan keadaan umatnya. Ingat, ketika Mursi ditangkap dan ditahan dalam penjara, ia hanya minta dua: Al Qur’an dan sajadah.”
Militer Biadab
Dalam kuliah subuh yang dihadiri oleh sejumlah pengurus Al Azhar dan jamaah yang hadir, Ferry memutar beberapa video berupa film documenter terkait situasi Mesir, diantaranya adalah: Peristiwa pembantaian (penembakan oleh militer) terhadap pendukung yang Mursi yang sedang shalat Ashar berjamaah, jenazah pendukung Mursi yang dibuldozer dan dibakar. Video lainnya seseorang yang sedang menolong demonstran pendukung Mursi ditembak oleh militer secara keji.
“Sarang semut saja tidak boleh dibakar, apalagi manusia. Bukankah dalam Al Qur’an, Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah (8): Wahai kaum mukmin, nyatakanlah kebenaran karena Allah, dan jadilah saksi yang adil. Janganlah kebencian kalian kepada suatu kaum menyebabkan kalian berbuat tidak adil kepada mereka. Berlaku adil lah kalian, karena keadilan itu menjadikan manusia lebih dekat kepada Allah. Taatlah kepada Allah, sungguh Allah akan memberitahukan balasan atas semua perbuatan kalian.”
Ferry Nur menegaskan, beda pendapat boleh saja, tapi dengan sesama muslim, hendaknya jangan pernah saling menumpahkan darah. Saat Haji Wada, Rasulullah mengingatkan umatnya, bahwa haram bagi seorang muslim menumpahkan darahnya atas saudaranya sesama muslim. “Itulah sebabnya kenapa Ikhwanul Muslim hingga saat ini tidak mengangkat senjata untuk melakukan perlawanan? Karena mereka tidak mau membunuh saudaranya sesama muslim,” ujar ust Ferry. [desastian]