MAKASSAR (voa-islam.com)--Disela Persidangan Muktamar III Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (Muktamar III PP LIDMI) hadir Wakil Bupati Bantaeng sebagai pembicara mengenai tantangan generasi milenial, bertempat di Gedung PPSDM Sulawesi Selatan, Sabtu (22/02/2020).
Wakil bupati Bantaeng, Drs.H. Sahabuddin memberikan nasehat perjuangan kepada seluruh peserta Muktamar III LIDMI agar memaksimalkan dakwah di bidang kita masing-masing.
"Dakwah bukan hanya berimbang, tapi kita sangat berusaha untuk memiliki sisi kehidupan. Itu yang kita kembangkan. Bagi anda yang menggeluti bidang bahasa, pendidikan. Maka maksimalkan dakwah disitu," ungkapnya.
Setiap perjuangan dakwah itu akan selalu ditopang oleh generasi milenial yang memiliki cara kerja yang cepat dalam menyelesaikan masalah. Utamanya dibidang teknologi.
"Generasi milenial ini sangat optimis, untuk menyongsong masa mendatangnya. Mereka memiliki perilaku yang unik, karena dibarengi dengan kemajuan teknologi tadi. Mulai dari game dan lainnya. Itulah generasi milenial. Karenanya, kita membutuhkan kerja yang cepat menyelesaikan masalah," sambungnya.
Namun, perkembangan teknologi ini juga memiliki dampak negatif bagi generasi. Karena bergesernya nilai-nilai luhur dalam kehidupan kita.
"Terjadinya pergeseran nilai, dari sifat luhur kita. Misalnya alat bisa dibikin jadi robot-robot. Bayangkan tanda tangan saja dikantor ada robot. Hal ini tidak bisa lagi dibendung. Jadi, harus mampu mengimbangi kemampuan kemajuan teknologi tadi untuk dimanfaatkan menyelesaikan masalah melalui teknologi itu," tegasnya.
Mengenai hal tersebut, Wakil Bupati Bantaeng ini menantang seluruh peserta Muktamar III LIDMI agar menguasai teknologi. Karena dengan itulah kita bisa memimpin masa depan.
"Kalau kita tidak mampu mengikuti tren ini, kita akan terpinggirkan dan mungkin saja tidak terpakai. Jadi siapa yang menguasai teknologi ini, itulah yang akan memimpin masa depan. Dan kota optimis generasi ini," ujarnya.
Namun, Drs.H. Sahabuddin memberikan nasehat bahwa teknologi itu hanyalah kecerdasan intelektual dan harus dibarengi dengan kecerdasaan spiritual dan iman.
"Tapi semua hal itu tadi hanya kecerdasan intelektual dan emosional kapan tidak dibarengi dengan kecerdasaan spiritual dan iman yang kuat. Maka dunia ini bisa terbalik. Dan ini cukup berbahaya bagi kita semua," tutupnya.*